Rabu, 18 Maret 2009

Merasul Melalui Politik

Kunjungan Komisi Kerawam ke Kevikepan Toraja, Kevikepan Luwu, dan Kevikepan Makassar untuk mengembangkan Keterlibatan Politik Kaum Awam

Politik itu adalah sesuatu yang kotor. Politik menjadi kotor karena di dalamnya sering kali terjadi berbagai intrik-intrik negatif antara lain: suap, saling menjatuhkan dan menjelekkan, serta berbagai macam cara yang digunakan untuk mendapatkan kekuasaan. Itulah gambaran pandangan awal yang sebagian besar ditemukan di tengah kaum beriman katolik. Terdorong oleh situasi seperti itu, Komisi Kerasulan Awam mengajak umat katolik untuk melihat politik bukan sebagai sesuatu yang dihindari melainkan sebagai bentuk tanggungjawab untuk mengembangkan hidup bersama.

Politik pertama-tama hendaknya dipahami sebagai sebuah panggilan bagi kaum awam untuk merasul di tengah dunia untuk memberitakan kabar gembira keselamatan atau yang menghadirkan kerajaan Allah. Untuk itu, sesuai dengan anjuran Konsili Vatikan II, Komisi Kerawam mengajak umat sungguh menghayati bahwa kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga (GS 1). Dengan demikian, politik tidak lagi sekedar dipahami sebagai alat untuk mendapatkan kekuasaan melainkan terlebih sebagai sebuah bentuk keterlibatan sosial untuk mengembangkan hidup bersama ke arah yang lebih baik.

Keterlibatan tersebut dilandasi oleh adanya misi yang diemban oleh kaum awam, yaitu membarui tata dunia dgn semangat Injil; memajukan kesejahteraan umum (bonum commune) yang sejati; mewujudkan keadilan dan perdamaian terciptanya kesejahteraan bersama (bonum communae). Misi tersebut hanya dapat terwujud bila umat katolik secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan menyangkut hidup bersama, antara lain dalam menjadi legislator dan senator, terlibat dalam hidup bermasyarakat sehari-hari, menerima tanggung jawab yang dipercayakan sekecil apa pun (mis. menjadi Ketua RT/RW) dan lain sebagainya.

Ajakan seperti ini ternyata mendapatkan tanggapan yang demikian positif dari dari setiap kunjungan yang dilaksanakan di Kevikepan Toraja, Luwu, dan Makassar. Antusiasme itu terungkap dari kehadiran dan keterlibatan yang sangat aktif dari para peserta kegiatan yang umumnya merupakan pengurus Dewan Pastoral Paroki, Pengurus Stasi dan Rukun, Pengurus Kelompok Kategorial dan Ormas, Aktivis Paroki, serta umat katolik yang selama ini banyak terlibat dalam politik praktis di lingkungan partai politik.

Animasi “Merasul lewat Politik” dimulai di Kevikepan Toraja pada 21 Juni 2009. Setelah melalui beberapa pertemuan, akhirnya umat katolik di Kevikepan Toraja menindaklanjuti animasi ini dengan membentuk sebuah forum yang disebut Forum Komunikasi Komunitas Katolik Toraja (FKKT). Forum ini dimaksudkan untuk membantu umat katolik supaya semakin terlibat untuk memajukan hidup bersama di tengah masyarakat. Forum ini di ketuai oleh Bpk. Theo Rosandi dan dibantu oleh kepengurusan inti serta beberapa bidang: sosial-ekonomi, pemberdayaan ormas, sosial-politik, sosial-budaya, dan lingkungan hidup. Sudah beberapa kegiatan yang dibuat oleh Forum ini, antara lain: Pendidikan Politik umat menjelang Pemilu 2009 dan Seminar Kebudayaan Toraja pada tanggal 10-11 Maret 2009.

Selain itu, Komisi Kerasulan Awam juga mengadakan kunjungan untuk melaksanakan animasi di Kevikepan Luwu pada tanggal 31 Januari – 01 Februari. Pertemuan di Kevikepan Luwu juga dirangkaikan dengan Sosialisai Seruan Pemilu 2009 dari KWI-PGI dan dari Uskup Agung KAMS. Dalam pertemuan tersebut, semakin disadari perlunya umat katolik hadir dan merasul dengan cara menjadi garam dan terang di tengah dunia. Umat Katolik harus menjadi kelompok minoritas kreatif di tengah kelompok mayoritas sebagaimana konteks sosial yang terjadi di Kevikepan Luwu. Hadir pula dalam pertemuan ini beberapa umat katolik yang menjadi calon legislatif dan senator dalam pemilihan umum 2009. Mereka sepakat untuk mengembangkan prinsip “bersaing di jalanan, bersatu di pangkalan.” Para caleg boleh berbeda partai dan boleh berbeda pilihan, akan tetapi ketika berada di lingkungan Gereja mereka sepakat untuk tetap bersatu dan memperjuangkan kepentingan bersama dan kepentingan Gereja.

Di Kevikepan Makassar, Komisi Kerasulan Awam juga mengadakan beberapa bentuk kegiatan animasi: “Merasul lewat Politik”. Bagi para calon legislatif sudah diadakan beberapa kali pertemuan untuk membantu mereka menyadari tanggungjawab sosial yang mereka emban dalam keterlibatan sebagai seorang calon legislatif. Sekaligus pertemuan ini dimaksudkan menjadi sebuah bentuk dukungan Gereja Lokal KAMS terhadap keterlibatan politik umat katolik. Sementara bagi seluruh umat di Kevikepan Makassar, kegiatan ini dilaksanakan dengan cara berkeliling dari satu paroki ke paroki lain selama bulan Februari hingga Maret 2009. Sebagaimana sudah dilakukan di Kevikepan Toraja dan Kevikepan Luwu, pertemuan dengan umat ini dimaksudkan sebagai bentuk penyadaran kepada umat agar tidak bersikap apolitis. Selain kehadiran para pengurus DEPAS, Wilayah, Rukun, Ormas dan Kelompok Kategorial, pertemuan ini juga ternyata menarik minat para calon legislatif dan senator yang beragama katolik untuk hadir. Kehadiran mereka semakin membuat pertemuan menjadi lebih dinamis sekaligus terjadinya saling kenal dan sapa antara para calon pemilih dengan calon legislatif dan senator.

Proses animasi ini masih akan terus berlangsung sebagai sebuah proses pembelajaran politik yang tidak dibatasi hanya oleh Pemilihan Umum 2009. Untuk itu, direncanakan proses selanjutnya akan dilaksanakan di Kevikepan Sulawesi Barat dan Sulawesi Tenggara. Selain itu, masih ada program Komisi Kerawam yang masih akan dilaksanakan dalam tahun ini, antara lain: Pertemuan Komisi Kerawam Regio Makassar, Ambon, Manado (MAM). Komisi Kerawam juga membangun kerja sama lintas komisi dengan Komisi Hubungan Antaraagama dan Kepercayaan (HAK) dalam membangun sikap dialogis di tengah masyarakat yang majemuk. ***

Tidak ada komentar: