Sabtu, 03 Oktober 2009

Pelatihan Pembina Mahasiswa Katolik: Jadilah Garam dan Terang Dunia

Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) dipandang sebagai satu kelompok strategis bagi pastoral kemahasiswaan. Di sini berkumpul para mahasiswa katolik di kampus/ fakultas/program studi masing-masing. KMK dapat disebut sebagai suatu komunitas basis mahasiswa Katolik yang dilandasi oleh nilai-nilai kekeluargaan yang berfungsi sebagai wadah pembinaan dan aktualisasi diri bagi anggotanya untuk menghadirkan Kerajaan Allah di segala aspek kehidupan. Melalui wadah KMK ini para mahasiswa katolik diharapkan untuk berpikir dan bersikap yang mengacu pada dimensi katolisitas dan intelektualitas di dalam masyarakat. Melalui berbagai macam kegiatan yang bertumpu pada dimensi katolitas dan intelektualitas itu. Pembinaan kelompok melalui wadah Keluarga Mahasiswa Katolik (KMK) kerap kali memunculkan berbagai kegiatan yang bermakna bagi perkembangan kepribadian maupun lingkungan mereka. Retret, rekoleksi, dan misa kampus hendaknya selalu diadakan. Pun merupakan kesempatan untuk membentuk persaudaraan, membina dinamika hidup bersama yang senantiasa tetap terbuka terhadap gaya pastoral baru pendidikan nilai yang ditanam melalui metode outbound.

Permasalahan yang sering terjadi adalah pengurus KMK merasa kebingungan karena tidak punya bahan untuk kegiatan. Kesulitan kedua adalah kurangnya orang yang mau aktif dalam KMK. Masalah utama nampaknya adalah pembinaan mahasiswa baru. Mahasiswa baru biasanya disambut KMK namun selanjutnya tidak ada follow up-nya, sehingga mereka merasa diabaikan, lalu meninggalkan KMK. Karena itu, selain pembinaan umum seperti misa, ziarah, baksos, diperlukan suatu pembinaan khusus yang lebih terfokus dan teratur; contoh: pendampingan kelompok basis, latihan pengembangan diri, latihan kepemimpinan pendamping kelompok basis.

TOT (training of trainers) KMK di Panti Samadi Malino dari tanggal 9 s.d. 14 Agustus 2009 merupakan satu program kegiatan untuk menjawab pembinaan khusus itu. Dalam kerja sama antara Ditjen Bimas Katolik Depag RI c.q. Direktur Pendidikan Tinggi dan KomKat KWI diselenggarakan kaderisasi 6 hari calon Pembina Mahasiswa. TOT KMK di Malino merupakan kegiatan post care dan follow up dari TOT tingkat Nasional di Wisma Samadi Klender Jakarta, 16-21 Mei 2009.

TOT KMK Malino disebut TOT KMK angkatan III; dan diberi nama GaRang3. GaRang3 merupakan kependekan dari Garam dan Terang Angkatan III. (GaRang1 di Bogor, GaRang2 di Kupang). Total peserta GaRang3 ada 27 orang. Fasilitator berasal dari Tim Trainer dari KomKat KWI sebanyak 3 orang, yakni P. Adi Susanto SJ, P. Markus Yumartono SJ dan Philips Tangdilintin; beserta tim lokal KAMS, yakni P. John da Cunha, Ernyta Galla, dan Adiwinata Wijaya. Panitia pelaksana ditangani oleh Bimas Katolik.
“Berjiwa besar dan berhati rela” menyemangati GaRang3 sejak awal pelatihan. Semangat juang dan daya tahan uji pun ditanamkan dengan yel-yel: GaRang3… Yes We Can! Garam... Siap lebur! Terang… Nyalakan terus! Bpk. Drs. Natanael Sesa, M.Si, Direktur Pendidikan Tinggi Ditjen Bimas Katolik RI membuka dan menutup TOT tersebut. Beliau memandang urgensi dan pentingnya sebuah kegiatan pembinaan bagi mahasiswa. Ditjen Bimas Katolik RI merasa terpanggil untuk terlibat sepenuh-penuhnya pula dalam kerasulan kemahasiswaan. Setelah TOT Klender, GaRang1, GaRang2, dan GaRang3 ini, satu pertemuan antar angkatan itu diprogramkan pada bulan Maret 2010 di Denpasar, demikian Bapak Direktur menyampaikan follow up dari program pembinaan. Untuk itu beliau berpesan agar program pembinaan mahasiswa di tingkat keuskupan masing-masing hendaknya dilaksanakan secara tetap dan berlanjut. Hal itu penting untuk menjawab harapan Gereja terhadap mahasiswa agar mereka menjadi“manusia yang unggul dalam ilmunya, siap untuk menangani tugas-tugas berat dalam masyarakat dan menjadi saksi iman di mata dunia.”(DPTK no. 10).

Sasaran dari TOT ini ingin menghasilkan para pembina atau pendamping dan fasilitator/pemandu kegiatan Komunitas Basis Mahasiswa (KBM). Diharapkan agar mereka mampu meningkatkan atau mereformasi KMK-KMK menuju kualitas KBM (tanpa mengubah nama KMK yang bersangkutan) sebagai Strategi Hidup Menggereja seperti dicanangkan SAGKI 2000 dan SAGKI 2005; atau membentuk KBM baru di mana belum ada wadah pembinaan mahasiswa. Mereka harus mempu memotivasi dan menghimpun mahasiswa Katolik dalam Komunitas, dan mengisi pertemuan-pertemuan rutin komunitas tersebut dengan kegiatan-kegiatan terprogram yang berbobot pembinaan.

Di samping itu para peserta Pelatihan Tingkat Regional ini diproyeksikan untuk menjadi bagian dari Tim Trainer bersama eks-TOT (Pembina Para Pembina) tingkat Nasional (Klender, 16-21 Mei 2009) untuk penyelenggaraan Pelatihan Pembina KBM di keuskupan masing-masing, didampingi Tim Trainer Nasional untuk menjaga standar keluaran.

Alur pembinaan TOT KMK GaRang3 berproses dalam terang inspirasi Sabda Allah sepanjang hari pelatihan melalui aktivitas pribadi dan interaksi personal dalam kerja kelompok. Lima kelompok dibentuk, yakni Kerbau, Kuda, Singa, Kelinci, Komodo. Tanpa terasa hari-hari pelatihan itu menggembirakan. Sersan alias Serius tapi Santai; peserta dan tim berbaur jadi satu kekuatan GaRang3. Tim fasilitator pun akhirnya menyandang nama Kucing dari para peserta di malam api unggun itu. Mereka mau supaya sang Kucing senantiasa bersama seperti yang terungkap dalam lagu pamungkas fire enkindles other fire, bring forth the light, bring forth the light, the Christ (api menyalakan api lain, bawa ke depan cahaya, bawa ke depan cahaya, Sang Kristus). Philips memulai materi pembinaan dengan mengajak peserta untuk “Meninggalkan Zona Aman dan Nyaman (Kej 12:1-9/Mk 4:35-41) seraya menelusuri diri sebagai “Citra Allah” (Kej. 1:26 – 31). Hari-hari berikutnya, GaRang3 mereview “Personal Vision, Seni Mendengarkan Aktif dan Komunikasi Asertif, Motivasi Pembina, Tantangan OMK, dan Pembina Visioner.” Pendalaman seluruh materi itu berbuah dalam rumusan program dan pernyataan komitmen untuk rencana aksi/tindak lanjut di tempatnya masing-masing yang dipersembahkan dalam perayaan ekaristi penutupan yang dipimpin Pastor Mahasiswa. GaRang3 siap diutus untuk melaksanakan tugas, al.:
1. Membangun secara padu mahasiswa sebagai komunitas.
2. Terus memotivasi (bukan mendominasi) mahasiswa agar mampu hidup dan terus bergerak maju.
3. Merancang bersama-sama segenap anggota. Rancangan itu merupakan alat dan ajang pembelajaran bagi segenap warganya.
4. Melatih atau membina calon Pembina baru.
5. Mendukung dan menguatkan jejaring kerasulan kemahasiswaan.

Dengan kerelaan kita telah memberikan diri untuk mengambil bagian dalam pelayanan ini. Seorang pendamping bukanlah orang yang serba tahu akan segala apa yang akan diberikannya; melainkan yang bersedia memberikan diri seadanya dan sanggup belajar bersama mereka yang ia dampingi. Ia mungkin orang yang menghabiskan seluruh waktunya sebagai pendamping; tapi ia seorang yang bersedia di tengah kesibukannya untuk menyediakan cinta, hati, dan waktunya untuk bergaul, terlibat, dan membagikan talentanya kepada yang didampingi. “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang surga” (Mt.5:16)*** Penulis: P. John da Cunha (Pastor Mahasiswa)

Tidak ada komentar: