Sabtu, 03 Oktober 2009

Sharing Persaudaraan Imam (Muda) KAMS di Tanjung Bayang Makassar, 14 Juli s.d. 16 Juli 2009

Menemukan Kegembiraan dan Kekuatan Lewat Berbagi Pengalaman

Kelompok sharing persaudaraan Imam (Muda) KAMS berawal dari sebuah kerinduan untuk berbagi suka-duka dalam pergulatan dan perjuangan hidup sebagai seorang imam yang berkarya di Keuskupan Agung Makassar. Sudah menjadi kesepakatan sejak awal, bahwa kelompok bertemu 2 (dua) kali setahun. Tempatnya bergilir dari satu tempat (paroki) ke paroki lain. Menyangkut akomodasi, tuan rumah pertemuan menjadi penanggungjawab dengan sedikit bantuan dari para peserta; sementara transportasi menjadi tanggungjawab peserta sharing. Memang nampaknya kadang kala hal seperti ini akan menjadi salah satu hambatan; akan tetapi, kesadaran dan kerinduan untuk bertemu dan berbagi menjadi pendorong utama kami untuk bertahan dan melaksanakan kegiatan ini. Para imam dalam kelompok persaudaraan ini, sangat menyadari pentingnya saling menguatkan dan mendukung di tengah tantangan hidup imamat yang makin berat saat ini.

Sebagai sebuah kelompok sharing, kelompok ini memang diawali oleh inisiatif beberapa rekan imam muda. Dalam perjalanan selanjutnya kelompok ini bersifat terbuka bagi seluruh imam yang berkarya di keuskupan ini. Tidak ada batasan yang mengatakan bahwa kelompok ini hanya milik para imam muda/balita. Maka bukanlah hal yang mengherankan ketika beberapa imam yang sudah lebih senior berkenan hadir. Bahkan, kehadiran para imam senior sangat membantu kami, para imam muda, dalam mengembangkan semangat sebagai seorang imam di keuskupan ini.

Pada tanggal 14-16 Juli 2009, sharing persaudaraan imam ini kembali dilaksanakan di Tanjung Bayang. Para rekan imam di Kota Makassar mendapat giliran untuk menjadi tuan rumah dan pelaksana kegiatan. Dua rekan imam kami, yaitu Pastor Leo Sugiyono, MSC dan P. Agus Matasak mendapatkan kesempatan untuk membagikan pengalaman mereka dalam perjuangan mereka. P. Leo Sugiyono, MSC bercerita tentang bagaimana perjuangannya terlibat di dalam tugas pelayanan kategorial di Komisi Kitab Suci, Kateketik, dan Liturgi; sementara P. Agus Matasak mengungkapkan suka-duka dan keterlibatannya dalam mengembangkan kehidupan beriman di Paroki Messawa. Berdasarkan sharing kedua rekan imam ini, pertemuan dilanjutkan dengan proses saling menguatkan dan berbagi pengalaman di antara para imam.

Pertemuan ini juga diikuti oleh P. Ernesto Amigleo, CICM (Vikaris Jenderal KAMS). P. Ernesto berkenan membagikan pengalamannya selama 40 tahun menjadi seorang imam. Dengan kekayaan pengalaman yang demikian luar biasa, P. Ernesto bercerita bagaimana perjuangannya menjalankan tugas sebagai seorang imam di berbagai macam tempat (Filipina, Papua, Makassar) dan lewat berbagai macam karya (dosen, pendamping frater, provinsial, pendamping mahasiswa, dan vikjen). Satu hal penting yang patut dicatat dari sharing ketiga rekan imam ini adalah menjadi imam bukanlah sebuah proses sekali jadi. Pergulatan hidup sebagai seorang imam adalah sebuah proses yang terus menerus diperbaharui lewat berbagai pengalaman jatuh-bangun yang akan membentuk citra imamat. Dalam pengalaman seperti itulah, seorang imam menemukan makna imamatnya. Para rekan imam yang bersharing mengungkapkan kegembiraan, kesulitan, dan tantangan menjadi rahmat yang sungguh luar biasa dalam membentuk penghayatan hidupnya sebagai seorang imam.

Di hari terakhir pertemuan, dengan dipandu oleh P. Fredy Rantetaruk, kami mencoba mendalami sebuah materi khusus menyangkut pengelolaan keuangan paroki. Materi ini mendapatkan perhatian yang cukup besar dari para peserta mengingat ada begitu banyak hal yang masih harus dipelajari mengenai bagaimana keuangan paroki dikelola. Bahkan diharapkan hal-hal seperti ini perlu mendapatkan perhatian yang cukup di masa-masa yang akan datang, mengingat pentingnya bagaimana paroki atau lembaga dalam keuskupan ini dijalankan secara lebih baik dan bertanggungjawab.

Satu hal istimewa yang tidak dapat kami lupakan dalam pertemuan ini adalah kehadiran kelompok doa Dominica in Sabbato. Kelompok adalah sebuah kelompok yang setiap hari Sabtu berkumpul di Kapel Keuskupan untuk berdoa bagi para imam yang berkarya di keuskupan Makassar. Kelompok ini sangat memberi perhatian dan dukungan bagi pengembangan iman dan rohani para imam di keuskupan ini. Maka dengan penuh kegembiraan, mereka melibatkan diri dalam pertemuan ini dengan membantu menyiapkan makanan dan minuman selama pertemuan. Mereka juga berkenan hadir dengan penuh kesetiaan menemani kami berbagi kegembiraan dan persaudaraan satu sama lain. Semua peserta merasa sangat puas dan gembira atas kebaikan hati para ibu yang terlibat dalam kelompok ini.

Akhirnya, sharing ini selesai pada tanggal 16 Juli siang hari. Semua bergembira menikmati saat-saat sharing yang memberikan semangat baru kepada kami, para imam (muda). Di tengah kegembiraan menikmat hembusan angin pantai, rekreasi sambil berenang, dan sharing untuk saling menguatkan, kami sungguh mengalami bahwa ada begitu banyak pihak yang mendukung kami dalam kegiatan seperti ini.
Terima kasih kepada P. Paulus Tongli dan Paroki Katedral Makassar (yang memberikan dukungan sehingga hal-hal praktis pertemuan ini dapat dipenuhi), Kelompok Doa Dominica in Sabbato (yang membantu menyiapkan sarana dan prasarana serta makan-minum dalam pertemuan ini), Bpk. Joni Lianto dan Ibu Sandra (yang meminjamkan rumah doanya untuk dijadikan tempat pertemuan), P. Ernesto Amigleo, CICM (yang berkenan hadir mewakili Bapa Uskup KAMS dan membagikan pengalaman serta memberikan dorongan kepada kami), serta para donatur (yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu namun memberikan perhatian yang demikian besar bagi kami sehingga pertemuan ini dapat berjalan dengan lancar). Tidak lupa juga, terima kasih untuk rekan-rekan imam yang menyempatkan diri untuk hadir dalam pertemuan ini disertai harapan semoga pertemuan ini memberikan inspirasi baru dalam karya di masing-masing wilayah tugasnya.

Pertemuan ini masih akan terus berlanjut. Pada bulan Januari 2010, kami sepakat untuk bersama-sama mengadakan pertemuan lanjutan di Mamuju. Kehadiran rekan-rekan imam masih sangat dirindukan karena lewat sharing kami sungguh mendapatkan banyak pengalaman baru dan berharga.*** Penulis: P. Carolus Patampang, Imam Muda KAMS

Tidak ada komentar: