Sabtu, 03 Oktober 2009

Wisuda IV STIKPAR Tana Toraja Meluluskan 51 Mahasiswa

Di tengah-tengah kesibukan pemeriksaan portofolio dalam rangka sertifikasi Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Jabatan, kami diminta untuk menuliskan beberapa hal terkait dengan pelaksanaan Wisuda IV STIKPAR Tana Toraja. Setiap kesempatan yang ada kami manfaatkan untuk memberikan gambaran mengenai pelaksanaan Wisuda IV STIKPAR.

Pada hari Sabtu, 8 Agustus 2009, Sekolah Tinggi Kateketik & Pastoral Rantepao, Tana Toraja kembali meluluskan mahasisnya. Upacara kelulusan dilaksanakan dalam sidang terbuka Senat Sekolah Tinggi Kateketik & Pastoral Rantepao. Tidak seperti upacara wisuda yang kita jumpai di berbagai sekolah tinggi dan perguruan tinggi lainnya, acara wisuda kali ini dilaksanakan pada sore hari, yakni pada pukul 15.00 WITA. Ini merupakan wisuda yang keempat kalinya diselenggarakan oleh STIKPAR. Direktur Pendidikan Agama Katolik Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Dep. Agama RI, Bupati Toraja Utara, Pastor Sekretaris Keuskupan Agung Makassar, Pastor Ketua Komisi Pendidikan KAMS, Penyelenggara Bimas Katolik Kab. Tana Toraja, para pastor, katekis, biarawan-biarawati, tokoh-tokoh masyarakat, pemuka-pemuka agama, Civitas Akademika ISI Denpasar, Mahasiswa calon wisudawan beserta keluarga dan para undangan lainnya, menjadi satu menyaksikan Wisuda IV STIKPAR Tana Toraja.

Selama tiga tahun terakhir ini STIKPAR tidak menyelenggarakan wisuda, namun itu tidak berarti bahwa tidak ada mahasiswa yang ujian dan dan tamat. Mahasiswa yang ujian dan tamat selamat tiga tahun tersebut tetap ada. Pada November 2007 ada Sembilan orang yang menyelesaikan program S-1. Pada November 2008 ada 14 orang yang menyelesaikan program D-3, sebagai angkatan terakhir dari program D-3 di STIKPAR Tana Toraja. Pada akhir Juni 2009, ada 28 orang menyelesaikan program S-1. Jadi jumlah keseluruhan mahasiswa yang ujian dan lulus dalam tiga tahun tersebut adalah 51 orang. Lulusan-lulusan tersebut baru diwisuda secara bersama-sama pada Sabtu, 8 Agustus 2009. Semua lulusan dalam acara Wisuda IV ini adalah dari Jurusan Kateketik Pastoral, Program Studi Katekese Sekolah/Pendidikan dan Pengajaran Agama Katolik. Lulusan Program Diploma III berjumlah 14 orang, 1 orang pria dan 13 orang wanita. Lulusan Program Pendidikan Strata 1 sebanyak 37 orang, 12 orang pria dan 25 orang wanita. Lulusan Program Pendidikan Strata 1 tersebut terdiri dua angkatan yakni lulusan November 2007 sebanyak 9 orang; lulusan Juni 2009 sebanyak 28 orang. Seluruh lulusan yang berjumlah 51 orang tersebut diperkenankan untuk mengikuti Wisuda IV namun yang hadir dalam wisuda tersebut berjumlah 47 orang.

Wisudawan dari lulusan November 2008 D3 meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada rentang 2,40 hingga 3,59 dengan masa tempuh 3 Tahun. IPK rata-rata adalah 2,88 dan IP rata-rata Ujian Negara 2,71. IPK tertinggi untuk lulusan Program D-3 diraih oleh Alde Gonda Angela Mangambu. Wisudawan dari lulusan November 2007 Program S1 meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada rentang 3,00 hingga 3,56. IPK rata-rata adalah 3,23 dan IP rata-rata Ujian Negara 3,36. IPK tertinggi untuk lulusan 2007 Program S1 diraih Yosep Limbu. Sedangkan wisudawan dari lulusan Juni 2008 Program S1 meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) pada rentang 2,54 hingga 3,5. IPK rata-rata adalah 2,54 dan IP rata-rata Ujian Negara 3,00 IPK tertinggi untuk lulusan 2008 Program S1 diraih oleh Noriva Ira Sumule. Dengan Wisuda IV ini, maka STIKPAR secara keseluruhan telah meluluskan 293 orang dengan rincian sebagai berikut:
a. Program D2: 237 lulusan (pria 83 orang dan wanita 154 orang)
b. Program D3: 53 lulusan (pria 11 orang dan wanita 42 orang)
c. Program S1: 46 orang (pria 15 orang dan wanita 31 orang)

Perlu dicatat bahwa Wisuda IV STIKPAR menjadi wisuda terakhir bagi lulusan diploma dari program pendidikan Kateketik dan Pastoral, kerena selanjutnya penamatan dan wisuda di STIKPAR Tana Toraja akan terlaksana hanya bagi lulusan program S-1 saja. Regulasi ini sejalan dengan perubahan dan perkembangan regulasi dalam dunia pendidikan di Negara Repubilk Indonesia.

UU RI no 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, sebagai tindak lanjut dari UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menetapkan bahwa Guru harus memiliki kwalifikasi akademik minimal D4 atau S1. Oleh karena itu STIKPAR Tana Toraja tidak lagi menerima mahasiswa program D2 sejak Tahun Akedemik 2005-2006 dan program D3 sejak Tahun Akademik 2006-2007, walaupun ijin operasional STIKPAR berlaku juga untuk program-program tersebut.

Perubahan regulasi pendidikan di Negara kita diikuti oleh program konkrit Pemerintah, yang pada gilirannya melibatkan pula STIKPAR Tana Toraja. Salah satu contoh yang bisa disebutkan adalah Program Sertifikasi Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Jabatan. Pada Proses sertifikasi Guru-Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Jabatan periode tahun 2007 dan 2008, STIKPAR Tana Toraja berperan sebagai LPTK Mitra pada LPTK Induk STP IPI Malang, selaku satu-satunya LPTK Induk bagi Guru-Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Jabatan. Pada periode 2009 dan 2010 LPTK Induk untuk proses sertifikasi Guru-Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Jabatan menjadi 4. Salah satu LPTK Induk pada periode 2009 dan 2010 tersebut adalah STIKPAR Tana Toraja dengan Mitra STPAK St. Yohanes Penginjil Ambon, STK St. Yakobus Merauke, dan STP St. Yohanes Rasul Jayapura.

Ini berarti STIKPAR Tana Toraja mendapat kepercayaan besar bagi proses sertifikasi Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Jabatan di seluruh provinsi di pulau Sulawesi, Maluku dan Papua. Tentulah ini bukan tanggung jawab ringan, bukan pula pelayanan yang mudah. Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Jabatan tersebar secara sporadis dalam wilayah yang begitu luas dengan sarana komunikasi yang masih terbatas pada banyak pelosok di Indonesia Timur. Proses sertifikasi Guru Pendidikan Agama Katolik Dalam Jabatan dilaksanakan segera setelah Wisuda IV STIKPAR dilaksanakan.

Wisuda IV STIKPAR pada 8 Agustus 2009 juga memiliki keistimewaan tersendiri. Acara Wisuda IV ini merupakan wisuda pertama bagi Kelas Khusus yakni kelas bagi Guru-guru Agama Katolik Dalam Jabatan. Kelas Khusus ini menghadapi cukup banyak kendala dan tantangan, baik menyangkut peserta, penyelenggara maupun Direktorat Jenderal Bimas Katolik sendiri. Bagi peserta sendiri, tantangannya tidak sedikit, misalnya sudah berumur masih kuliah, kesibukan tugas dan tanggung jawab sebagai guru dan bapak keluarga, dan lain-lain. Munculnya rumor bahwa di tempat lain nun jauh di sana ada Perguruan Tinggi STIA (Sekolah Tiada, Ijazah Ada), dapat melemahkan semangat kuliah dan merongrong penyelenggara. Namun Ketua SIKPAR dalam sambutannya menegaskan bahwa “STIKPAR Tana Toraja tetap berpendapat bahwa STIKPAR tidak hadir di tengah Gereja dan masyarakat untuk membagi-bagi asal ijazah bagi orang yang tidak pernah ujian, menulis skripsi apalagi tidak pernah kuliah. STIKPAR Tana Toraja tidak pernah berpikir asal meluluskan mahasiswa atau membagi ijazah. Pemerintah, Masyarakat, dan Gereja menanti lulusan yang berkualitas di bidangnya. Bidang STIKPAR adalah ajaran iman dan moral Katolik, yang langsung bertolak belakang dengan pola asal lulus, asal ada ijazah, asal bagi-bagi ijazah”.

Hal senada diungkapkan oleh Direktur Pendidikan Agama Katolik Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik Dep. Agama RI dalam pidatonya; “mutu SDM di Negara kita masih kurang”. Ia menambahkan bahwa “mudah-mudahan kita tidak turut menciptakan SDM yang hanya memiliki ijazah tetapi tidak memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap yang pas dengan ijazahnya”.

Setelah acara wisuda berakhir suasana ceria di aula IKAR semakin terasa. Rasa haru, bangga dan gembira bercampur-aduk di antara para wisudawan dan keluarganya, menjadi pemandangan yang sangat indah. Menjadi Sarjana bukan merupakan akhir dari perjuangan, namun awal dari pembuktian kapabilitas keilmuan yang didapatkan di bangku kuliah, dalam menghadapi tantangan kehidupan dan karier yang sangat kompetitif. Kepada seluruh lulusan STIKPAR Tana Toraja, ingatlah selalu motto STIKPAR: “Injil di tangan kanan, linggis di tangan kiri”. Maju terus wartakan Sabda Tuhan dan jangan lupa tancapkan linggis Anda, demi mengolah bumi pertiwi. Proficiat!*** Penulis: Paulus Palondongan

2 komentar:

Unknown mengatakan...

Wow, keren. Keuskupan sudah menggunakan media baru untuk komunikasi....salut!!!

Saya mohon ijin, mengambil artikel berita wisuda untuk blog: http://torajacybernews.blogspot.com

Life's never ending... mengatakan...

viva keuskupanku!