Selasa, 21 Desember 2010

Bukit Ziarah Pena Menjelang 25 Tahun

Bulan Oktober adalah bulan spesial bersama Bunda Maria. Seperti biasanya setiap bulan Oktober umat katolik secara khusus memberikan waktu untuk menghormati Bunda Maria. Umat Keuskupan Agung Makasar pun juga memiliki kebiasaan seperti ini. Telah lazim bahwa setiap bulan Oktober seluruh kegiatan peziarahan dipusatkan di Bukit Ziarah Pena.

MENGEJA KISAH ZIARAH PENA 2010
Per Mariam ad Jesum, dari Nazaret menuju Yerusalem, begitulah Gereja menjelaskan peranan dan kedudukan Maria dalam ajaran Gereja Katolik. Dari dasar inilah umat Katolik KAMS pada tanggal 9-10 Oktober berbodong-bondong menuju bukit ziarah Pena yang terletak di paroki Mamasa, Kevikepan Sulbar untuk mengikuti ziarah Keuskupan Agung Makasar. Ziarah kali ini dibagi dalam dua kegiatan besar, yakni upacara prosesi pawai lilin dan upacara misa bersama.

Tepat pukul 18.00 pada Sabtu sore, 9 Oktober 2010, prosesi pawai lilin dimulai. Uskup Agung KAMS Mgr. John Liku-Ada', Pr langsung memimpin upacara ini. Dalam kesempatan ini Uskup Agung didampingi oleh beberapa imam yakni: P. Frans Nipa Pr, P. Jimmy Sattu Pr, P. Valens GMB Pr, P. Willy Welle Pr, P. Semuel Sirampun Pr, P. Aidan Putra Sidik Pr, dan Pastor Paroki Mamasa P. Vius Octavian Pr. Upacara sangat meriah dan megah ini membawa umat larut dalam suasana hening sambil mendoakan doa Rosario sepanjang jalan dari gereja menuju ke Gua Maria. Suasana alam yang dingin, desiran air sungai, bunyian indah binatang malam dan ditambah sinar rembulan malam itu sungguh membawa nuansa devosi yang membawa hati pada Sang Penyelamat bersama Bunda Maria. Setapak demi setapak putra-putri Maria itu melangkahkan kaki mengitari tebing, mendaki bukit Pena' mengarahkan seluruh iman dan harapan serta keluh kesah perjuangan hidup mereka. Setibanya di Gua Maria, Uskup Agung mempersilakan seluruh umat menyampaikan doa dan menempatkan lilin-lilin pada tempat yang telah disiapkan di depan gua. Malam yang penuh keheningan bersama bunda Maria menemui Yesus ditutup dengan adorasi salve. Langkah para peziarah bersama Bunda Maria akhirnya berpuncak pada perjumpaan bersama Yesus, Sang Putera Maria.

Pada pagi-pagi benar, seluruh umat yang menginap di sekitar bukit Pena telah terbangun dan siap untuk melakukan jalan salib bersama Bunda Maria merenungkan perjalanan Yesus. Udara dingin, air sungai yang terus melantunkan percikan air kehidupan, dan kicau burung menyambut pagi mengiringi prosesi jalan salib mengitari rute jalan salib yang mengitari bukit Pena'. Kali ini prosesi jalan salib dibagi dalam tiga kelompok karena banyaknya jumlah peziarah. Kelompok terakhir adalah kelompok para imam dan Uskup Agung. Setelah menyelesaikan jalan salib bersama Bunda Maria, akhirnya acara hari kedua ziarah ditutup dengan misa konselebrasi yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Makassar.

Dalam misa penutupan ziarah Keuskupan Agung Makassar ini, Uskup Agung menekankan dan mengingatkan seluruh peziarah bahwa peranan Maria sangatlah penting dalam karya keselamatan. Maria-lah orang pertama yang melakukan jalan salib, dialah yang setia menemani Yesus dalam penderitaan-Nya. Maria adalah teladan dalam membangun kesejatian hidup dalam keluarga. Hal ini ditekankan oleh Uskup Agung mengingat tema ziarah kali ini adalah: "Bersama Bunda Maria Kita Membangun Kesejatian Hidup Keluarga". Memang dewasa ini kehidupan keluarga kurang mendapat tempat, mulai mengalami penyusutan makna hidup berkeluarga. ltulah sebabnya Uskup menekankan pentingnya menempatkan pembinaan iman dimulai dari keluarga. Demikian yang dikemukakan oleh Uskup Agung Makassar dalam homilinya kepada para peziarah.
MIMPI USKUP DI BUKIT ZIARAH PENA
Pada bagian penutup sebelum berkat, Uskup Agung masih meluangkan waktunya untuk mengemukakan mimpinya mengenai tempat ziarah Keuskupan Agung Makassar yakni Bukit Ziarah Pena, yang menjelang usia perak ini. Setiap keuskupan memiliki tempat ziarah yang memadai. Tempat-tempat ziarah di daerah Jawa sudah sangat terkenal dan umat dari Keuskupan Makassar pun banyak yang berkunjung ke tempat ziarah tersebut. Menjadi pertanyaan mengapa mesti ke luar wilayah keuskupan bila di keuskupan sendiri ada tempat yang juga tidak kalah menariknya.

Wilayah Keuskupan Agung Makassar meliputi tiga provinsi pemerintahan, yakni Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat tempat Bukit Ziarah Pena terletak. Menurut Uskup Agung, jalur internasional sejak zaman dahulu memang melewati daerah Sulawesi Barat yakni Selat Makassar. Dan kota Mamuju sebagai ibukota Provinsi Sulawesi Barat tentu berpeluang paling besar karena menempati posisi strategis. Jalur yang sangat menjanjikan ini semestinya juga dapat diteropong untuk pengembangan lokasi ziarah rohani bagi umat Katolik. Maka menjadi mimpi yang sangat indah seandainya tempat ziarah Bukit Pena ini dapat dikembangkan ke arah pusat ziarah rohani bagi umat katolik Keuskupan Makassar maupun skala nasional, dan tidak menutup kemungkinan untuk tingkat dunia jika jalur internasional yang dulu ada kembali berjaya.

Mimpi Uskup Agung ini tentu juga menjadi mimpi kita semua umat Keuskupan Agung Makassar. ltulah sebabnya paroki Mamasa telah membentuk tim kerja yang menjadi tim pengembang lokasi Bukit Ziarah Pena. Tim ini terbentuk pada Desember 2009 dan telah bekerja selama setahun memikirkan serta mengusahakan pengembangan Bukit Ziarah Pena.

Dalam rapat bersama Uskup dan mengundang tokoh-tokoh katolik dari berbagai paroki di wilayah Kevikepan Sulbar pada tanggal 7 Oktober 2010 disepakati bersama Uskup untuk melanjutkan pengembangan Bukit Ziarah Pena untuk menjadi pusat Ziarah Keuskupan Agung Makassar terutama menjelang usia perak Bukit Ziarah Pena pada Oktober 2011. Hal-hal yang telah dilakukan oleh tim pengembang Bukit Ziarah Pena adalah: pembenahan jalan di seluruh lokasi tempat ziarah dengan alat berat yang disumbangkan oleh PT. 72 Jaya dan Mamasa Utama, serta pembenahan lokasi dan tanah lokasi pengembangan. Sekarang memasuki tahap pembuatan gua Maria dan pengadaan patung peristiwa-peristiwa jalan salib yang lebih memadai. Proses pengembangan ini diharapkan oleh Uskup Agung Makassar dan tentu kita semua dapat selesai pada saat pesta perak Bukit Ziarah Pena pada Oktober 2011. Untuk itulah melalui tulisan ini dihimbau kepada seluruh umat yang peduli pada pengembangan bukit ziarah Pena untuk turut mengambil bagian dalam pengembangan tempat ziarah Keuskupan kita ini. Siapa lagi yang bisa peduli pada pengembangan tempat ziarah ini kalau bukan kita, dan kapan lagi jika bukan sekarang?

Akhir kata, mimpi Uskup Agung di Bukit Ziarah Pena adalah juga mimpi kita. Bunda Maria mendoakan kita.

Para pemerhati Pengembangan bukit Ziarah Pena dapat menghubungi Pastor Paroki Mamasa P. Vius Octavianus via HP No. 081355555651 dan bagi donatur pengembangan bukit ziarah Pena dapat menyalurkan bantuan melalui Bank BRI Mamasa, no. Rekening: 2442-01-000151050-0, atas nama: Gereja Katolik Santo Petrus Mamasa.*** Penulis: P. Vius Octavianus, Pr.

Tidak ada komentar: