Sabtu, 17 Desember 2011

Aqualina Payung: ”BEKERJA DITUNTUT KESABARAN DAN TANGGUNGJAWAB”

Lina begitulah panggilan akrab dari Aqualina Payung, lahir di Sangalla’ 26 Juli 1956, anak pertama dari 10 bersaudara, separuh dari hidupnya telah diabdikan  di kantor Keuskupan Agung Makassar (KAMS). Ia mulai bekerja di kantor Keuskupan sejak 1 Oktober 1986, ditempatkan di bagian keuangan waktu itu di bawah pimpinan unit P. Paul Bressers, CICM dan mengawali karirnya di Keuskupan sebagai tenaga pembukuan. Tahun 1988 ia diangkat sebagai kasir  waktu itu di bawah pimpinan P. Rudy Kwary. Ia menjalani tugasnya sebagai kasir selama kurang lebih 23 tahun. Pengalaman kerja sebagai tenaga kasir tidaklah begitu mudah, karena pekerjaan ini paling dituntut kejujuran, ketelitian dan kesabaran dan paling utama itu tanggungjawab
Waktu 23 tahun bukanlah waktu yang singkat. Setiap hari menekuni pekerjaan yang sama maka tidak heran kalau ia merasa jenuh dan bosan, belum lagi kalau mendapat omelan dan makian dari orang-orang, baik itu dari Imam maupun dari sesama  karyawan di kantor.  Kadang ingin lari dari pekerjaan yang begitu menumpuk dan menjenuhkan tetapi karena sadar bahwa bekerja di  kantor Keuskupan adalah juga suatu pelayanan maka dengan senang hati semua pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. 
”Upahmu besar di surga”, ungkapan inilah yang menjadi hiburan dalam mengemban tugas di kantor KAMS.  Dalam perjalanan waktu kurang lebih 25 tahun dia mengabdi di kantor Keuskupan akhirnya pada 26 Juli 2011 beliau telah mencapai usia 55 tahun, usia di mana para pegawai dinyatakan memasuki masa purnakarya yang secara otomatis dilepas dari kedinasannya dan diberikan hak pensiunnya.  
Pelepasan ini dilaksanakan dalam Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Mgr. John Liku-Ada’. Dikatakan pelepasan, kita pandang sebagai suatu ungkapan kegembiraan penuh syukur dan bukan suatu perpisahan.  Perayaan syukur kita atas keselamatan manusia oleh Tuhan, dan karena itu Uskup diminta untuk memimpin Misa syukur ini.  Renungan yang dibawakan oleh Bapa Uskup pada kesempatan ini mengambil tema dari bacaan kitab Hagai.
 Mereka yang pensiun, lazimnya dari segi kesejahteraan dipandang sudah memadai karena telah bekerja sekian tahun lamanya.  Jadi pantas saja bila pundi-pundinya sudah penuh tetapi ungkapan ini kurang cocok untuk pekerja di rumah-rumah Tuhan. Mereka yang bekerja di rumah Tuhan  sama seperti yang digambarkan dalam Kitab Hagai  yang menjadi bacaan dan renungan Bapa Uskup pada saat itu. Dikatakan: Kamu menabur banyak tetapi membawa pulang hasil sedikit,  kamu makan tetapi tidak sampai kenyang, kamu minum tetapi tidak sampai puas, kamu berpakaian, tetapi badanmu tidak sampai panas, dan orang bekerja untuk upah, ia bekerja untuk upah dan ditaruh di dalam pundi-pundi yang berlubang. Kita yang merupakan bagian dari pekerja di rumah Tuhan hendaklah memandang diri tidak sebagai upahan, kita masing-masing memiliki pundi-pundi yang berlubang, yang tak dapat menyimpan harta dunia tapi mengumpulkan harta surgawi.
Karena itu, rekan-rekan kerja sekantor KAMS mengucapkan selamat memasuki masa purnabakti kepada Lina. ***

Tidak ada komentar: