Sabtu, 17 Desember 2011

SAMBUTAN PENUTUP DAN BERKAT APOSTOLIK BAPA SUCI AD LIMINA 2011


Saudara-Saudara Uskup terkasih,
              Saya senang menyambut Anda   dengan ucapan selamat persaudaraan, pada kesempatan kunjungan Ad Limina Apostolorum Anda, saat yang sangat bermakna untuk bersyukur kepada Allah, atas karunia communio yang ada dalam Gereja Kristus yang esa, sebagai momen untuk mendalami ikatan kesatuan kita dalam iman apostolik. Saya ucapkan terima kasih kepada Uskup Situmorang yang menyampaikan kata-kata sapaan keramahan atas nama Anda dan orang-orang yang dipercayakan kepada reksa pastoral Anda. Saya menyampaikan juga salam hangat kepada para imam, biarawan-biarawati dan awam yang Anda gembalakan. Yakinkanlah mereka bahwa saya berdoa bagi kekudusan dan kesejahteraan mereka.

Warta keselamatan, pengampunan dan kasih Kristus telah diberitakan di negeri Anda selama berabad-abad. Sungguh semangat misioner tetap mantap dalam hidup Gereja, dan mendapat ungkapannya bukan hanya dalam pewartaan Injil, tetapi juga dalam kesaksian kasih kristiani (cf. Ad Gentes, 2). Dalam hubungan ini, saya memuji upaya-upaya yang bersungguh-sungguh, yang dilakukan oleh banyak pribadi dan kelompok-kelompok atas nama Gereja, untuk menyampaikan kelembutan keprihatinan Allah kepada banyak anggota masyarakat Indonesia. Inilah tanda pengenal setiap gerakan, aksi dan ungkapan Gereja, dalam segala upaya sakramental, karitatif, pendidikan dan sosial, sehingga, dalam segala hal, para anggotanya berusaha agar Allah Tritunggal dikenal dan dikasihi lewat Yesus Kristus. Sumbangannya tidak hanya berupa vitalitas rohani bagi Gereja, tatkala ia tumbuh dalam keyakinan lewat kesaksian yang rendah hati, namun penuh semangat. Hal itu juga akan memantapkan masyarakat Indonesia dengan memajukan nilai-nilai yang sangat berharga bagi sesama warga: toleransi, kesatuan dan keadilan terhadap sesama warga. Dengan cermat, Undang-Undang Dasar Indonesia menjamin hak-hak paling asasi serta kebebasan untuk mengamalkan agama masing-masing. Kebebasan untuk menghayati dan mengamalkan Injil tak boleh hanya diandaikan, melainkan harus selalu dijunjung secara adil dalam kesabaran. Begitupun juga mengenai kebebasan beragama bukan hanya berupa kebebasan dari paksaan luar. Ia merupakan hak untuk hidup Katolik yang otentik dan penuh, mengamalkan iman, membangun Gereja dan menyumbang bagi kesejahteraan umum, sembari mewartakan Injil sebagai Kabar Baik bagi semua, dan mengundang setiap orang kepada keakraban dengan Allah yang berbelaskasih dan berbelarasa, sebagaimana nyata dalam Yesus Kristus.
Cukup besarlah jumlah karya karitatif dan pendidikan di keuskupan-keuskupan, yang diprakarsai oleh para biarawan-biarawati. Pembaktian diri kepada Kristus dan hidup doa yang mendalam serta pengorbanan ikhlas, yang terus berlangsung, memperkaya Gereja dan menghadirkan Tuhan secara nyata dan aktif di negara Anda. Saya berterima kasih kepada banyak imam serta biarawan-biarawati yang mempersembahkan pujian kepada Tuhan, lewat tak terbilang banyaknya karya yang baik, yang sangat bermanfaat bagi sesama warga Indonesia. Karya-karya mereka merupakan ungkapan tak terlupakan dari komitmen Gereja kepada kemanusiaan, khususnya kepada kaum berkekurangan. Atas alasan ini, saya menghimbau Anda, saudara-saudara Uskup, untuk tetap memastikan bahwa pendidikan dan formasi bagi para seminaris dan calon biarawan-biarawati tetap utuh sepadan dengan misi yang dipercayakan kepada mereka. Di tengah perkembangan kompleksitas dunia kini dan transformasi yang cepat masyarakat Indonesia, kebutuhan akan biarawan-biarawati yang berpendidikan memadai semakin mendesak. Sambil menyandang tanggung jawab bersama dengan Pembesar setempat, pastikanlah bahwa mereka menerima apa yang perlu untuk menjalankan hidup yang penuh kebijaksanaan dan pemahaman rohani, serta untuk berhasil dalam pekerjaan yang baik (lih. Kol. 1:9,10).

Saya hanya dapat mendorong Anda melanjutkan upaya-upaya pengembangan dan dukungan terhadap dialog kerukunan di kalangan Bangsa Indonesia. Negeri Anda, yang begitu kaya dalam keanekaan budaya dengan jumlah penduduk yang besar, merupakan tanah air sejumlah besar pengikut tradisi-tradisi penting pelbagai ragam agama. Sedemikian itu, Bangsa Indonesia mempunyai posisi jitu dalam memberi sumbangan berharga bagi tercapainya perdamaian dan saling pengertian antar-bangsa di dunia. Partisipasi Anda dalam usaha besar ini sangat penting dan saya mendorong Anda,  saudara-saudara terkasih, untuk memastikan bahwa mereka yang Anda gembalakan menyadari diri, bahwa umat yang Anda gembalakan, sebagai orang kristiani, adalah agen-agen perdamaian, ketekunan dan cinta kasih. Gereja terpanggil mengikuti Guru Ilahinya, yang mempersatukan segala sesuatu dalam diri-Nya, dan bersaksi bahwa perdamaian hanya mungkin oleh kurnia-Nya. Inilah buah berharga dari cinta kasih dalam Dia, yang telah menderita secara tidak adil, mengurbankan hidup-Nya bagi kita, serta mengajar kita menanggapinya dalam segala situasi  dengan pengampunan, belaskasih dan cintakasih dalam kebenaran. Orang-orang beriman dalam Kristus, yang berakar dalam cinta kasih, harus berkomitmen pada dialog kerukunan antar-umat beragama, sembari menghargai perbedaan satu dengan yang lain. Upaya bersama untuk membangun masyarakat pastilah sangat berharga apabila memperteguh persahabatan dan mengatasi salah pengertian atau kecurigaan. Saya yakin bahwa Anda dan para imam, biarawan-biarawati serta para awam di keuskupan-keuskupan akan terus bersaksi tentang citra dan gambar Allah dalam setiap orang, pria, wanita serta anak-anak, tanpa membedakan agama, dengan mendorong agar setiap orang terbuka bagi dialog demi pelayanan perdamaian dan kerukunan.

Dengan melakukan segala yang mungkin untuk menjamin bahwa hak-hak minoritas di negeri Anda dihormati, Anda terus meningkatkan toleransi dan keselarasan bersama di negeri Anda dan di luarnya.

Dengan pikiran-pikiran ini, para saudara Uskup terkasih, saya memperbaharui sentimen afeksi dan penghargaan saya kepada Anda. Negeri Anda terdiri atas ribuan pulau; demikian pula Gereja di Indonesia terdiri atas ribuan komunitas kristiani, “pulau-pulau kehadiran Kristus”. Semoga Anda senantiasa bersatu dalam iman, pengharapan dan kasih satu sama lain, dan dengan Pengganti Petrus. Saya mempercayakan Anda kepada pengantaraan Maria Bunda Gereja. Sambil meyakinkan Anda bahwa saya senantiasa mendoakan Anda dan orang-orang yang berada dalam reksa pastoral Anda, saya ingin menyampaikan Berkat Apostolik saya, sebagai saluran rahmat dan damai dalam Tuhan.

Dari Vatikan, 7 Oktober 2011
Benedictus PP XVI

Tidak ada komentar: