Sabtu, 17 Desember 2011

Tim Peduli Pendidikan KAMS: MENGGAYUNG ANTUSIASME GURU LEWAT WORKSHOP CERDAS MENGAJAR DENGAN METODE NLP


Menjadi seorang guru adalah tugas yang mulia dan tiada tanda balas jasanya. Dari perkataan masyarakat pada umumnya itulah tersimpan tugas-tugas yang maha arti lainnya seperti misalnya menjadi model bagi siswanya, menjadi seorang yang mampu membuat siswanya tumbuh pengetahuan, akal budinya semakin berkembang, dan pastinya diharapkan anak didiknya kelak akan sukses, dan masih banyak lagi.

Dalam Jurnal MNPK, yang ditulis oleh Pastor Dr. Dominikus Gusti Bagus Kusumawanta pada judul artikel Memaknai Predikat Sekolah Katolik, dikutip makna yang sungguh berarti mengenai peranan pendidik:
Dalam Ensiklik Perkembangan Bangsa-Bangsa, no. 83 Paus Paulus VI menegaskan bahwa: “Anda para pendidik hendaklah bertekad menyemangati kaum muda untuk mencintai bangsa-bangsa yang miskin”. Dengan pernyataan itu Paus mengatakan kepada kita kaum pendidik agar membuka hati dan melihat realitas kehidupan masyarakat, untuk memajukan kehidupan yang lebih baik demi kesejahteraan umum.  Pendidikan merupakan tindakan budaya yang seharusnya membebaskan dan tidak mengasingkan siswa di tengah realitas dunia. Relasi antara anggota masyarakat dan relasi dengan dunianya ditelaah secara kritis demi perkembangan siswa dan masyarakatnya. Pertumbuhan integral setiap pribadi, kesejahteraan umum dan keutuhan ciptaan merupakan sasaran pendidikan yang bersifat holistik. Itulah prinsip pendidikan untuk semua bidang kehidupan. 

          Jadi prinsip dasar pendidikan adalah suatu usaha bersama dalam proses terpadu-terorgarnisir untuk membantu manusia mengembangkan diri dan menyiapkan diri guna mengambil tempat semestinya dalam pengembangan masyarakat dan dunianya di hadapan sang Pencipta. Pusat perhatian dalam pendidikan adalah usaha untuk membagikan dan membangkitkan pengalaman nilai dalam hidup manusia secara keseluruhan. Baik itu pengembangan intelektual, ketrampilan, afeksi maupun lebih jauh lagi dalam bidang pendidikan moral atau pendidikan suara hati. 

Begitu tegas peranan pendidik kita, namun sejalan dengan waktu, peranan guru semakin terkikis dengan beragam kendala-kendala yang mengakibatkan beban guru makin bertambah berat. Teknologi dan informasi, lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan gereja, dan atau perekonomian adalah beberapa kendala itu.

Tim Peduli Pendidikan (TPP) KAMS, yang telah dikukuhkan oleh Keuskupan Agung Makassar, mencoba untuk menjembatani  dengan membuat kegiatan workshop singkat yang diadakan di Aula Keuskupan Agung Makassar pada Minggu, 16 Oktober 2011. TPP KAMS melihat keprihatinan guru-guru tersebut sehingga menghadirkan Frans Budi, seorang trainer dari Jakarta.

Frans Budi berlatar belakang pendidikan formal di bidang filsafat jenjang pasca-sarjana, yang juga banyak mendalami bidang psikologi dan komunikasi. Ia juga seorang Lisenced NLP Practitioner, Communication Skill Specialist, Certified Hypnotist, Certified Hypnotherapist, dan Motivational Speaker. Berdasarkan latar belakang tersebut, diharapkan membantu membuka mental block dalam diri para pendidik kita.

Dengan dihadiri sekitar 150 guru dan kepala sekolah - cukup membuat kagum TPP KAMS -  dan dibuka langsung oleh Wakil Diknas Provinsi Sulawesi Selatan dengan mengatakan bahwa kegiatan ini sungguh patut untuk diapresiasi karena dapat meningkatkan kualitas pendidik menjadi lebih baik, kemudian pengenalan sekilas mengenai TPP KAMS dan anggota-anggotanya oleh Koordinator TPP KAMS Julius Yunus Tedja.

Acara yang dibawakan Frans Budi dengan tema “Cerdas Mengajar dengan Metode NLP” dari pukul 10.00 wita sampai dengan pukul 15.00 wita sungguh menghipnotis para pendidik, terbukti dengan wajah yang penuh antusias menyimak dan melahap materi yang padat namun penuh dengan pembelajaran yang interaktif, begitu pula kuesioner yang dibagikan di akhir sesi telah memberikan peneguhan bahwa workshop tersebut sungguh-sungguh bermanfaat dan sangat aplikatif untuk diterapkan dalam pengajaran. Bapak Ishak Ngeljaratan, budayawan Sulawesi Selatan, pun meneguhkan,”Seandainya saya dulu mengenal dan mendalami metode ini tentu cara mengajar saya akan lebih baik dari sekarang ini.”   

“NLP adalah strategi belajar yang dipercepat untuk mendeteksi dan memanfaatkan pola-pola yang ada di dunia seperti misalnya menemukan metode belajar yang cepat dan mampu memberikan hasil yang tepat dan dapat diterapkan dengan sederhana namun optimal,” demikian penjelasan Frans Budi.
Di akhir acara, Sekretaris TPP KAMS Artian Wijaya mengajak para guru untuk berdiskusi dalam 8 kelompok kecil dimana setiap kelompok dimoderatori oleh anggota TPP KAMS. Dari diskusi tersebut dapat terkumpul beberapa harapan dari guru pada TPP KAMS, seperti misalnya mampu menjembatani peningkatan sumber daya guru dalam hal ketrampilan dan pengetahuan guna mendidik murid di sekolah mereka, mampu bersama-sama dengan seluruh elemen pendidik, yayasan, komdik, dan pemerintah untuk memberikan sumbangsih yang positif terhadap sekolah katolik dalam meningkatkan mutu pendidikan katolik, dan diharapkan pula dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya stimulasi karya-karya positif sehingga berdampak terhadap kesejahteraan guru dan tentunya sekolah pada umumnya.

Sebelum pembubaran acara, yang ditutup dengan pemberian cinderamata oleh Ibu Olga Kuswandi sebagai Bendahara kepada Frans Budi di hadapan seluruh peserta dan anggota TPP KAMS dan dilanjutkan foto bersama semua peserta. Sebagai kenangan dan bentuk apresiasi kepada peserta, diberikan sertifikat penghargaan yang telah ditandatangi oleh Kepala Diknas Provinsi Sulawesi Selatan,  CD mengenai NLP dan seperangkat peralatan workshop. *** Penulis: Artian Dasa Wijaya

Tidak ada komentar: