Senin, 04 Juni 2012

Perayaan Agung Yubileum 75 tahun KAMS dan Karya CICM di Makassar

Bapa Uskup Mgr. John Liku-Ada' menerima ucapan dan salam hangat dari Bapak Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo atas Yubileum 75 tahun KAMS.
‎"Dia menjadikan segala-galanya baik..."
‎75 tahun berdirinya Keuskupan Agung Makassar, ditandai dengan ucapan syukur atas berkat dan penyertaan Tuhan.
‎1945. Masa pergerakan kemerdekaan. Soekarno memproklamasikan kemerdekaan RI dari penjajahan Belanda. Akhirnya, tibalah masa itu... kemerdekaan!
VOC akhirnya sampai ke bumi Sulawesi Selatan dan berperang dengan pasukan Sultan Hasanuddin yang melindungi komunitas Katolik di tanah ini. Akhirnya ditandatangani Perjanjian Bungaya. misionaris Katolik diusir oleh VOC, mereka berlayar hingga ke Larantuka.
Pasukan VOC menyerbu ke Asia, misionaris di Malaka terpukul mundur. Mereka mengungsi hingga ke Sulawesi Selatan. Komunitas Katolik ini mendapat perlindungan raja Gowa, Sultan Hasanuddin dan asistennya: Karaeng Patingngaloang.
Tablo sejarah kehadiran Gereja Katolik di tanah Sulawesi ini sangat menginspirasi. Saya baru menemukan jawaban setelah sekian puluh tahun atas pernyataan guru sejarah di SMA dulu yang mengatakan bahwa agama Kristen itu adalah agama penjajah.
Pada abad XV setelah dua raja dari Sulawesi Selatan dibaptis di Ternate, seluruh keluarga mereka pun berangkat ke Ternate untuk dibaptis menjadi Katolik.
Komunitas Katolik di Sulawesi Selatan ini lahir 475 tahun lampau. sayang bahwa misionaris dari Malaka yang diminta bantuannya untuk mendampingi komunitas ini, perahu mereka mengalami cuaca buruk dan berbelok ke Filipina.
Mgr. Mandagi mewakili KWI, menyerahkan tanda penghargaan kepada beberapa tokoh umat Katolik atas jasa-jasanya dalam sejarah KAMS.

Sayang blur, tapi jelas ini peristiwa menarik: Bapak Gubernur berpipian dengan Walikota Makassar. 
(Komandan bersalaman dengan Semangat Baru) :)

Nuncio dan ketua panitia Yubileum, Julius Yunus Tedja.
Walikota Makassar dan isteri, Bapa Uskup Mgr. John Liku-Ada', Bpk. Amin Syam.

Sambutan Bapak Gubernur Sulawesi Selatan: Indonesia adalah kesatuan dari berbagai suku, budaya dan agama yang berbeda!
Berbeda-beda tetapi tetap satu dalam Gereja Katolik!
Defile bendera dibawakan oleh anak-anak SMUK Rajawali.
Berkat diberikan oleh Nuncio dan para uskup. Ada 9 uskup dari seluruh penjuru Indonesia yang turut hadir.
Nuncio (dubes Vatikan untuk Indonesia) Mgr Antonio Guido Filipazzi
Mereka disebut sebagai anak-anak Theophile Verbist (CICM).
Perarakan masuk mengawali misa agung Yubileum 75 tahun KAMS dan karya CICM di Makassar.
(foto-foto: toni sidjaya)

Sabtu, 02 Juni 2012

Sinode Diosesan II KAMS 2012


Sebanyak 225 tokoh umat katolik Keuskupan Agung Makassar (KAMS) mewakili 224.650 umat katolik yang tersebar di tiga provinsi, (Sulsel, Sultra dan Sulbar) mengadakan sidang agung yang disebut sinode diosesan.

Peserta sinode diosesan terdiri dari 62 pastor/imam,  12 biarawan-biarawati  dan 151 tokoh umat, pimpinan ormas, kelompok kategorial, yayasan katolik dan wakil dari paroki-paroki di bawah pimpinan uskup agung Makassar, Mgr DR John Liku-Ada’.
Sinode KAMS ini dilaksanakan di Hotel Singgasana Makassar dari tanggal 27 – 31 Mei 2012.

Sinode diosesan ini merupakan momentum untuk merefleksikan diri dan karya internal maupun eksternal Gereja Katolik untuk memaknai usia 75 tahun keberadaannya sebagai keuskupan di Sulsel, Sultra dan Sulbar, meskipun sebagai umat keberadaannya sudah ada sejak abad ke-15.

Dalam refleksi ini terungkap beberapa hal sebagai wujud kesadaran diri dan tugas perutusan gereja  di tengah masyarakat dan negara.

Delapan bidang dimunculkan sebagai pokok bahasan dalam 8 komisi kerja, yakni re-evangelisasi, keluarga, pendidikan, kesehatan, sosial-budaya, sosial-ekonomi, sarana prasarana, dan sosial-politik.

Hadir sebagai narasumber di dalam persidangan ini DR. J. Kristiadi, peneliti senior CSIS,  Prof. Dr. Paul Suparno, SJ, guru besar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Silverius Oscar Unggul SP, seorang ahli ekonomi mikro dari Sulawesi tenggara, dan Drs. Ishak Ngeljaratan, MA, seorang budayawan dan dosen di beberapa perguruan tinggi di Makassar.

Pembahasan ini membaharui arah dasar Gereja KAMS ke depan. Arah dasar ini terdiri dari rumusan visi, misi dan strategi.  

Visi Gereja Lokal KAMS:
Gereja Lokal KAMS, yang bersosok kawanan kecil tersebar, sebagai pelayan berdasarkan dan berpolakan Yesus Kristus, yang terus menerus membaharui diri, mewartakan Kerajaan Allah dengan meresapi tata dunia, sehingga segala-galanya menjadi baik.

Misi Gereja Lokal KAMS:

  • Mempersiapkan dan meningkatkan spiritualitas, kemampuan dan keterampilan pelayan pastoral yang berdedikasi, komit, profesional, dinamis, kreatif dan tanggap terhadap tuntutan zaman
  • Mewujudkan keluarga sebagai gereja rumah tangga (ecclesia domestica) yang berpola keluarga kudus Nasaret, tempat nilai-nilai manusiawi, iman dan tradisi katolik tersemaikan
  • Menata penyelenggaraan, pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan yang berkualitas, mandiri, solider, dan tanggap terhadap tuntutan zaman seturut nilai-nilai katolik
  • Membangun gerakan budaya hidup bersih dan sehat, dan menggalang kepedulian kepada orang sakit yang tidak mampu
  • Melestarikan nilai-nilai luhur budaya dan mengupayakan inkulturasi iman
  • Mendorong kemandirian umat/masyarakat ekonomi lemah dengan cara mendukung pemberdayaan potensi ekonominya
  • Membangun kesadaran dan tanggung jawab sosial politik yang bermartabat di kalangan umat dalam hidup berbangsa dan bernegara
  • Mengupayakan tatakelola yang profesional, transparan dan akuntabel atas seluruh aset gereja demi pelayanan pastoral yang lebih baik

Salah satu tema dasar yang ditekankan di dalam sinode ini adalah bahwa iman itu harus terwujud di dalam hal-hal konkrit. Usaha perwujudan ini menumbuhkan kesadaran akan tugas melayani dan meresapi tatadunia demi terwujudnya tatanan hidup yang lebih bermartabat dan berkeadaban.

Kesadaran akan tugas melayani tersebut masih akan ditindaklanjuti dalam program aksi pada tingkat kevikepan dan paroki, ormas, kelompok-kelompok kategorial internal gereja, yayasan dan lembaga katolik, dan komisi-komisi tingkat keuskupan.

Puncak perayaan jubileum 75 tahun akan dirayakan secara agung dan meriah pada hari Sabtu tanggal 2 Juni 2012 jam 16.30 di Celebes Convention Centre – Tanjung Bunga, Makassar. Perayaan ini akan diawali dengan misa agung dengan selebran utama duta besar Vatican untuk Indonesia, Mgr Antonio Guido Filipazzi dan didampingi oleh Uskup Agung Makassar, Mgr Dr. John Liku-Ada’ bersama dengan sejumlah uskup dari seluruh Indonesia dan para imam. Diperkirakan lebih dari 10.000 umat katolik akan membanjiri CCC di dalam perayaan ini. ***
(sumber: Pernyataaan resmi Panitia SC dalam Konferensi Pers)

Dari Perhelatan Akbar Sinode Diosesan KAMS 2012

Konferensi pers setelah penutupan Sidang Sinode KAMS 2012.

Perayaan Ekaristi di akhir Sidang Sinode Diosesan KAMS, 30 Mei 2012, di Katedral Makassar.
Bapa Uskup Mgr. John Liku-Ada' menutup Sidang Sinode KAMS yang berlangsung pada 27-30 Mei 2012.

Sidang Sinode KAMS, 27-30 Mei 2012, di hotel Singgasana Makassar.

Bapa Uskup Agung Mgr. John Liku-Ada' mengetok palu menutup Sidang Sinode KAMS 2012.
Pemimpin Sidang Sinode Diosesan KAMS secara resmi meninggalkan ruangan di akhir persidangan.
(foto-foto: toni sidjaya)