Senin, 24 Desember 2012

Lokakarya Tindak Lanjut Hasil Sinode Diosesan KAMS 2012 dan Training for Trainers Pemandu Katekese Politik Umat Basis Kevikepan Sulawesi Barat


Sebagai tindak lanjut penjabaran amanat Sinode Diosesan KAMS 2012, maka Kevikepan Sulawesi Barat mengadakan lokakarya program implementasi hasil Sinode Diosesan KAMS 2012 yang belangsung pada tanggal 14 – 15 Nopember 2012 bertempat di Aula Paroki Santa Maria Mamuju. Lokakakarya tersebut diikuti oleh kelima Paroki dalam wilayah Kevikepan Sulawesi Barat dengan jumlah peserta kurang lebih 44 orang yang terdiri dari; 15 orang utusan Paroki Baras, 6 orang utusan Paroki Mamasa (termasuk Pastor Paroki RD. Vius Oktavian), 4 orang utusan Paroki Messawa (termasuk Pastor Paroki RD. Agustinus Matasak), 2 orang utusan Paroki Polewali (termasuk Pastor Paroki RD. Nikodemus Tangke) dan 12 orang utusan Paroki Mamuju (termasuk 2 orang dari wilayah Tobadak) serta 5 orang panitia termasuk Vikep Sulbar, dua Pastor Paroki (Mamuju dan Baras) tidak dapat hadir karena adanya agenda masing-masing yang sudah terjadwal.

Pelaksanaan Lokakarya tindak lanjut hasil Sinode Diosesan KAMS 2012 di Kevikepan Sulbar dibuka secara resmi oleh Vikep Sulbar (RD. Martinus Pasomba). Dalam sambutan pembukaannya, RD Martinus Pasomba selaku Vikep menghimbau kepada seluruh peserta agar hasil Sinode Diosesan KAMS 2012 ini dapat diimplementasikan dalam program aksi dan karya nyata sebagaimana amanat sinode. Seusai acara pembukaan, dilanjutkan dengan penjelasan teknis tentang Visi-Misi Gereja Lokal KAMS yang telah dirumuskan dalam sinode KAMS dan dipandu oleh Bpk. Philips Tangdilintin (Sekrataris Tim Pendamping Implementasi Sinode KAMS) yang hadir sebagai Fasilitator dalam seluruh rangkaian kegiatan lokakarya.

Setelah penjelasan teknis tentang Visi-Misi, dilanjutkan dengan penjelasan strategi yang akan menjadi indikator pencapaian Visi-Misi Keuskupan Agung Makassar. Setelah selesai penjelasan teknis seluruh komponen Visi, Misi dan Strategi, peserta kemudian dibagi dalam delapan kelompok berdasarkan delapan bidang yang telah dirumuskan dalam Sinode, untuk merumuskan program Kerja Jangka Pendek (2012 – 2013) Kevikepan Sulawesi Barat dengan tetap mempertimbangakan 5 prioritas program sebagaimana telah dirumuskan bersama pada akhir pelaksanaan Sinode Diosesan 2012 yakni :
1. Re-Evangelisasi: Menghidupkan kembali Puspas di Kevikepan
2. Keluarga: Katekese Keluarga
3. Politik: Pendidikan sosial politik dan budaya
4. Sarana Prasarana: Tersedianya database aset Gereja yang lengkap, akurat dan up-to-date
5. Pendidikan: Pendidikan yang seturut nilai-nilai Katolik

Setelah penyusunan rancangan program di kelompok masing-masing, dan kemudian diplenokan, maka dirumuskanlah program kerja jangka pendek Kevikepan Sulawesi Barat yang dijabarkan dalam 27 program berdasarkan bidang masing-masing antara lain :

A. Bidang Re-Evangelisasi
1. Pelatihan/pembekalan Tim Pastoral Kevikepan.
2. TFT untuk calon Formator di bidang Liturgi, Homiletik dan Katekese.

B. Bidang Keluarga
1. Pembentukan tim pastoral pendampingan keluarga
2. Pembentukan kelompok-kelompok kerasulan keluarga
3. Pembekalan bagi pendamping kursus persiapan perkawinan
4. Rekoleksi pasutri.

C. Bidang Politik
1. Pembentukan Tim 25 Kevikepan Sulbar
2. Pemetaan potensi politik di masing-masing paroki
3. Pembentukan ormas-ormas Katolik di tiap-tiap paroki
4. TFT katekese dan pendidikan politik

D. Bidang Sarana-Prasarana
1. Pembetukan tim PGPM Paroki
2. Pelatihan modul tatakelola asset gereja
3. Inventarisasi asset-asset gereja
4. Monitoring dan evaluasi tatakelola aset gereja.

E. Bidang Pendidikan
1. Pembentukan tim peduli pendidikan
2. Pendataan guru-guru beragama Katolik di sekolah-sekolah negeri
3. Pelatihan bagi guru-guru beragama Katolik di sekolah-sekolah negeri.
4. Penyiapan guru-guru agama Katolik di sekolah-sekolah negeri.

F. Bidang Ekonomi
1. Sosialisasi dan pengembangan LKM di setiap Paroki
2. Pelatihan wirausaha
3. Pembentukan kelompok tani berbasis umat Katolik
4. Pelatihan pengembangan pertanian terpadu

G. Bidang Kesehatan
1. Pembentukan tim peduli kesehatan
2. Penyuluhan kesehatan
3. Gerakan bersama “perilaku hidup bersih dan sehat”

H. Bidang Budaya
1. Lokakarya budaya
2. Penerapan inkulturasi budaya dalam perayaan ekaristi/sabda.


Pada 16–17 Nopember 2012 dilanjutkan dengan Training for Trainers Pemandu Katekese Politik Umat Basis, berdasarkan buku panduan “12 Modul Pendidikan Politik Umat Basis”. Setelah mendapatkan beberapa penjelasan teknis dari Fasilitator, peserta kemudian dibagi dalam dua kelompok dan langsung melakukan praktek pelaksanaan katekese pendidikan polik dalam kelompok masing-masing.

Untuk memastikan bahwa program kerja hasil tindaklanjut sinode dan TFT katekese dan pendidikan politik umat basis tidak hanya tinggal menjadi tulisan diatas kertas, maka seluruh peserta merumuskan beberapa hal sebagai kesimpulan dan komitmen  bersama antara lain:

1. Membentuk Tim Pastoral Kevikepan yang bersama Tim Pendamping Implementasi Sinode KAMS akan mendorong, memantau dan mendampingi pelaksanaan program kerja jangka pendek di tingkat kevikepan, sambil mendorong setiap paroki dalam menyusun program pastoral paroki, sebagai penjabaran hasil-hasil Sinode, untuk mewujudkan Kevikepan Sulbar sebagai “Tanah Terjanji”.
2. Sadar bahwa karya pastoral Kevikepan Sulbar merupakan tanggung-jawab seluruh umat, dibawah pimpinan dan arahan hirarki, maka seluruh peserta bertekad untuk meneruskan semangat Sinode Diosesan KAMS dengan selalu berjalan bersama (= sinode: syn-odos) sebagai Umat Allah, saling mengingatkan, saling mendukung, bekerjasama dalam menjalankan program dan kesepakatan yang telah dirumuskan bersama.  
3. Untuk menjamin kesinambungan dan pengembangan berkelanjutan, karya pastoral tidak boleh dibiarkan bergantung pada individu-individu pejabat pastoral yang selalu silih-berganti. Untuk itu diperlukan sistem dan mekanisme kerja yang perlu dirumuskan dipatenkan dalam suatu Pedoman Karya Pastoral yang mengikat semua pihak dalam wilayah gereja local KAMS.
4. Mendengarkan harapan orang muda untuk tidak diperlakukan sebagai “objek” melainkan sebagai “subyek” yang diikutkan dalam proses-proses pengambilan keputusan, serta memberi kepercayaan dan tanggungjawab kepada OMK paroki sebagai bagian dari pembinaan diri mereka.
5. Mendukung dan memfasilitasi pembentukan komunitas-komunitas basis di jalur territorial maupun kategorial, sebagai bagian dari strategi dasar pembinaan dan penggerakan umat. Menyadari pentingnya kehadiran ormas-ormas Katolik, maka ditunjuk para penanggungjawab untuk pembentukan Pengurus Cabang ISKA (Ikatan Sarjana Katolik Indonesia) dan Pemuda Katolik di keempat Kabupaten se-Sulawesi Barat (Mamuju, Mamuju Utara, Mamasa dan Polman) serta persiapan Pengurus Daerah di tingkat Propinsi. 
6. Menyadari bahwa pendidikan politik umat tidak hanya bertujuan untuk menghadapi Pemilu 2014, melainkan suatu proses yang harus berkelanjutan dan dimulai sejak dari usia-dini dalam keluarga-keluarga untuk mewujudkan semboyan Mgr.A.Soegijapranata: “100% Republik, 100% Katolik”.

Untuk mewujudkan komitmen tersebut, maka sangat diharapkan dukungan serta arahan dari para Pemimpin dan pihak-pihak yang berkompeten dalam Keuskupan Agung Makassar. Untuk itu, harapan-harapan tersebut dituangkan dalam rekomendasisebagai berikut :
1. Supaya Hirarki KAMS sebagai representasi Institusi Gereja Katolik lebih proaktif menjalin relasi dan komunikasi dengan Pimpinan Daerah di segala tingkatan, sehingga eksistensi dan identitas “Katolik” lebih dikenal dan diakui (tidak dianggap hanya bagian dari “Kristen”). Merupakan suatu kebanggaan jika melihat Uskup, Vikep serta para Pastor memakai jubah sesuai jabatan pada saat bertamu/bersilaturahmi dan ketika menerima tamu pada hari Natal/Paskah, atau ketika menghadiri acara-acara resmi pemerintah. 
2. Supaya segera merealisasikan rekomendasi Sinode untuk menerbitkan Buku Panduan Tanya-jawab tentang Iman dan Tradisi Katolik. Juga mulai menyiapkan bahan-bahan tematis pertemuan Komunitas Basis yang dibutuhkan untuk mendalamkan dan mendewasakan iman umat. Pola “doa rukun” perlu dilengkapi dengan “pola katekese umat basis”, dan untuk itu dibutuhkan pelatihan pemandu dan pengadaan bahan-bahan pertemuan tematis.
3. Supaya segera merealisasikan rekomendasi Sinode untuk menyiapkan dan menerbitkan Buku Pedoman Keluarga Katolik, merancang pola pembinaan keluarga, khususnya keluarga ‘balita’ yang bisa menjangkau keluarga-keluarga kurang mampu. Bacaan-bacaan inspiratif bagi keluarga-keluarga katolik juga perlu dihadirkan di tengah keluarga-keluarga Katolik, entah melalui media khusus atau diselipkan dalam majalah/bulletin yang sudah ada.
4. Supaya lebih kreatif dan proaktif dalam menangani pastoral orang muda, baik melalui jalur territorial maupun kategorial. SAGKI 2005 tidak hanya menetapkan “Komunitas Basis sebagai Strategi Hidup Menggereja Abad-21” melainkan juga menegaskan “Generasi Muda sebagai Pelaku Utama” dalam gerakan Membangun Kembali Keadaban Publik Bangsa. Kita prihatin melihat OMK semakin menghilang di paroki-paroki karena kegiatan yang tidak terarah dan tidak menarik. Menyiapkan para penggerak dan pemandu kegiatan-bina bagi komunitas-komunitas OMK serta modul-modul pertemuan, harus menjadi perhatian utama.
5. Supaya segera menetapkan dan menyampaikan strategi bersama di bidang kemasyarakatan/sosial-politik menghadapi 2014, khususnya kriteria-kriteria untuk menjaring dan memilih calon-calon legislatif Katolik. Menyiapkan para kandidat-tersaring secara khusus dalam spiritualitas pelayanan, moralitas Katolik serta mentalitas politik (bonum communae) sebelum masuk arena pertarungan Pemilu, merupakan suatu keharusan pula.

Seluruh rangkaian kegiatan Lokakarya tindak lanjut hasil Sinode Diosesan KAMS 2012 serta TFT Katekese politik umat basis di Kevikepan Sulbar ditip dalam sebuah perayaan Misa Kudus yang dipimpin oleh Vikep Sulbar (RD. Martinus Pasomba) sebagai selebran utama didampingi oleh RD. Vius Oktavian (RD. Nikodemus Tangke harus pulang lebih awal karena gangguan kesehatan sedangkan RD. Agustinus Matasak mewakili Vikep untuk menghadiri acara wisuda sarjana lulusan Akper Pertiwi Mamuju). Dalam khotbahnya, Vikep Sulbar kembali menegaskan agar hasil Sinode Diosesan KAMS 2012 tidak hanya tinggal dalam goresan tinta hitam diatas kertas tetapi sungguh-sungguh diwujudkan dalam karya dan aksi nyata melalui penjabaran program kerja di masing-masing paroki.

Akhirnya seluruh peserta mengucapkan banyak terima kasih kepada RD. Martinus Pasomba selaku Vikep Sulbar yang telah memfasilitasi terselenggaranya kegiatan ini, dan secara khusus kepada Bpk. Philips Tangdilintin yang telah meluangkan waktunya untuk hadir sebagai Fasilitator dalam pelaksanaan kegiatan ini.

Semoga Tuhan senantiasa memberkati kita semua dalam setiap karya dan pengabdian kita untuk mengembangkan kerajaan Allah di dunia ini. “Jikalau kamu tahu semua ini, maka berbahagialah kamu, jika kamu melakukannya.” (Yoh 13:17)*** Penulis: Frans Pakiding

Tidak ada komentar: