Sabtu, 12 Oktober 2013

89 TAHUN WANITA KATOLIK REPUBLIK INDONESIA

Kepedulian terhadap nasib buruh perempuan di pabrik cerutu Negresco menjadi alasan utama terbentuknya organisasi Wanita Katolik RI di Yogyakarta pada 26 Juni 1924. Buruh perempuan di pabrik tersebut mengalami diskriminasi, baik dalam hal upah kerja yang lebih rendah dari kaum pria, aturan-aturan kerja yang lebih banyak merugikan buruh perempuan  maupun perlakuan para mandor pabrik yang sering melecehkan mereka.

Permasalahan-permasalahan inilah yang mengusik hati para perempuan Katolik pada waktu itu untuk membantu kaumnya yang tertindas. Sebagai langkah awal, para perempuan Katolik yang bergabung dalam Organisasi Wanita Katolik RI mulai mengajar kaumnya membaca dan menulis. Selanjutnya melatih para perempuan dengan berbagai keterampilan, membangkitkan rasa percaya diri mereka serta berdialog dengan pemilik pabrik cerutu untuk meninjau kembali aturan-aturan kerja yang merugikan buruh perempuan.

Seiring perjalanan waktu, karya pelayanan Wanita Katolik RI semakin meluas, baik dalam kalangan gereja maupun di kalangan masyarakat umum. Wanita Katolik RI berani mengorbankan waktu, tenaga, pikiran bahkan harta mereka untuk karya pelayanan terutama bagi orang-orang yang terpinggirkan.

Di usia ke-89 tahun ini, organisasi Wanita Katolik tetap berdiri kokoh kuat walaupun mengalami jatuh bangun. Cita-cita mewujudkan iman dan cinta kasih melalui karya pengabdian dalam masyarakat tetap berkobar setiap waktu dan mewarnai gerak langkah organisasi ini. Dengan berpedoman pada prinsip Asih-Asah-Asuh Wanita Katolik RI senantiasa memberi perhatian pada kaum lemah, miskin,  dan tertindas (option and action for the poor).

Tentu saja Wanita Katolik RI tidak berjalan sendiri dalam mewujudkan cita-cita luhur tersebut, tetapi bergandengan tangan dengan berbagai pihak. Menjalin kerja sama dengan hirarki gereja (gereja lokal), pemerintah, LSM, lembaga-lembaga swasta membuat Wanita Katolik RI semakin luas dan luwes dalam karya pelayanannya.

Dalam rangka memperingati HUT Wanita Katolik RI yang ke-89, Wanita Katolik RI DPD Sul-Sel mengadakan berbagai kegiatan, kegiatan-kegiatan ini bertujuan untuk memberi motivasi pada anggota, mempererat tali persaudaraan antar anggota dan memberi perhatian kepada sesama yang kurang beruntung, kegiatan-kegiatan tersebut adalah:
1. Paskah bersama, diadakan di Gereja Nipa-nipa paroki Tello pada 11 April 2013. Misa Paskah dipimpin oleh P. Ritan, CICM dan dihadiri 130 anggota Wanita Katolik RI sekevikepan Makassar.
2. Rekoleksi, “Menimba Mutiara Iman Maria” tema inilah yang dipilih P. Eltus Mali, Pr. saat mendampingi anggota Wanita Katolik RI sekevikepan Makassar dalam rekoleksi bersama di Gereja Sto. Petrus Gembala Sungguminasa pada 11 Mei 2013. Pasrah kepada kehendak Bapa, menjadi pembawa sukacita, senantiasa merefleksikan setiap peristiwa dalam hidup, peduli terhadap sesama yang membutuhkan pertolongan, dan setia mendampingi Yesus PuteraNya sampai di salib: itulah teladan Bunda Maria yang hendaknya diteladani para ibu. Rekoleksi yang diikuti 120 orang anggota ini ditutup dengan doa Rosario dan misa bersama umat.
3. Kunjungan kasih ke lapas; 5 Juni 2013 Wanita Katolik RI sekevikepan Makassar mengadakan kunjungan kasih ke Lapas Wanita Klas II A di Bolangi, Kabupaten Gowa. Wajah-wajah ceria para penghuni lapas menyambut kedatangan para anggota Wanita Katolik RI, mereka merasa “disapa”, dan diberi perhatian saat mereka menghadapi masalah. Penghuni lapas yang berjumlah 110 orang ini pun sangat antusias saat kami ajak bermain dan bernyanyi bersama dalam rekreasi terpimpin, mereka melupakan masalah mereka sejenak saat bersama kami. Dalam kunjungan ini juga ibu Frida Susanti memberi pencerahan kepada mereka, bahwa mereka harus berani merubah diri dan berani mengambil sikap ke arah yang lebih baik mulai saat ini. Di akhir kunjungan ini, kami membagikan bingkisan kepada para penghuni lapas. Bingkisan ini merupakan sumbangan dari para donatur dan pemerhati Wanita Katolik RI.
4. Pada 26 Juni 2013, merupakan puncak perayaan HUT Wanita Katolik RI ke-89. Perayaan misa syukur dipimpin oleh penasehat rohani Wanita Katolik RI DPD Sulsel, P. Hendrik Njiolah,Pr.
Perayaan syukur tersebut dihadiri oleh Bapa Uskup, Ketua Komisi Kerawam KAMS, Ketua ISKA Cabang Makassar, para mantan pengurus Wanita Katolik RI DPD Sulsel, para undangan serta para anggota Wanita Katolik RI sekevikepan Makassar.
Bapa Uskup kembali menekankan pentingnya peranan seorang ibu dalam keluarga. Ibu adalah pendidik utama dan pertama dalam keluarga, dan dari seorang ibulah suatu generasi terbentuk, demikian pesan beliau dalam perayaan tersebut.
Sambutan Koordinator Presidium DPD Sul-Sel melengkapi sambutan dari Dewan Pengurus Pusat; menegaskan kembali bahwa organisasi Wanita Katolik RI merupakan organisasi kemasyarakatan yang bergerak di bidang sosial dan tidak bernaung di bawah partai manapun, oleh karena itu pengurus Wanita Katolik RI tidak dibenarkan merangkap tugas sebagai pengurus partai politik. Pengurus harus berani mengambil sikap: menjadi pengurus partai politik atau menjadi pengurus Wanita Katolik RI.
Perayaan syukur ini diakhiri dengan makan malam bersama dan pemberian bingkisan kasih kepada para mantan pengurus Wanita Katolik RI DPD Sul-Sel yang sudah lanjut usia.

Di usia ke-89 ini, Wanita Katolik RI DPD Sulsel telah mempunyai 25 cabang dan 35 ranting yang tersebar di paroki-paroki dalam 4 kevikepan di Keuskupan Agung Makassar yakni Kevikepan Makassar, Kevikepan Toraja, Kevikepan Luwu dan Kevikepan Sulbar. Semoga terus berkembang dan maju. *** Penulis: C.M. Sri Suyani

Tidak ada komentar: