Selasa, 20 Januari 2015

KUNJUNGAN USKUP DI KEVIKEPAN SULBAR


Tanggal 12-26 Oktober 2014 merupakan hari-hari yang istimewa bagi umat Kevikepan Sulawesi Barat (Sul-Bar). Jangka waktu yang kurang lebih 2 minggu tersebut menjadi istimewa karena Uskup Agung Keuskupan Agung Makassar (KAMS), Mgr. John Liku Ada’, mengunjungi umat Kevikepan Sul-Bar. Kunjungan tersebut merupakan kunjungan kegembalaan Bapak Uskup ke wilayah Kevikepan Sulbar, yang diadakan sekali dalam 2 tahun. Pada kunjungan tersebut, Bapak Uskup memulai kunjungannya dari Paroki Sto. Yusuf Pekerja – Baras, Sto. Mikhael – Tobadak, Sta. Maria – Mamuju, Sto. Yosep – Polewali, Sto. Fransiskus Xaverius – Messawa, hingga Sto. Petrus – Mamasa.
Pada 12 Oktober 2014, Mgr. John Liku-Ada’ memulai kunjungannya ke Kevikepan Sulbar di Paroki St. Yusuf Pekerja – Baras. Setibanya, di Paroki Baras, Bapak Uskup beristirahat sejenak dan pada malam harinya beliau bertemu dengan biarawan-biarawati (frater-frater HHK dan suster-suster CIJ di Biara CIJ. Keesokan harinya, pada pkl. 09.00 Bapak Uskup memimpin misa penerimaan sakramen penguatan, didampingi Vikep Sul-Bar, RD Martinus Pasomba dan pastor paroki Baras, RD Agustinus Matasak. Dalam misa tersebut, ada 22 orang yang menerima sakramen penguatan. Sekitar pkl 14.00 Mgr. John Liku Ada’ mengadakan pertemuan dengan DEPAS Baras. Dalam pertemuan tersebut, umat menanyakan bebagai hal terkait kehidupan menggereja kepada Bapak Uskup. Pada malam harinya, pkl. 20.00 beliau bertemu secara pribadi dengan Pastor Paroki St. Yosef Pekerja - Baras.
Pada Selasa, 14 Oktober 2014, pkl 07.30 Bapak Uskup melanjutkan perjalanannya ke Sarudu. Di sana beliau mengadakan misa bersama umat. Setelah misa, umat bertatap muka dengan Bapak Uskup dan menanyakan beberapa hal terkait kehidupan menggereja. Kira-kira pkl. 14.00 Bapak Uskup melanjutkan perjalanannya ke Paroki St. Mikael Tobadak. Sekitar pkl. 16.30, Bapak Uskup dan pastor Vikep Sul-Bar tiba di Paroki St. Mikael - Tobadak. Bapak Uskup langsung disambut oleh pastor paroki Tobadak, RD Octavianus Samson Bureny bersama dengan wakil-wakil umat yakni pengurus DEPAS Harian paroki dan fungsionaris DEPAS yang lain. Bapak Uskup kemudian diajak untuk minum teh bersama seraya melepaskan lelah di aula serbaguna paroki yang baru saja diselesaikan pembangunannya.
Pada malam harinya, Bapak Uskup bersama pastor Vikep dan pastor paroki berdoa rosario bersama dengan umat di pusat paroki. Momen doa rosario bersama dengan Bapak Uskup ini, merupakan pengalaman yang sangat mengesan di hati umat paroki St. Mikael Tobadak. Sebab, peristiwa ini adalah peristiwa yang baru pertama kali terjadi di paroki ini. Umat telah berdoa rosario bersama selama bulan Rosario dan mereka mendapatkan kesempatan untuk berdoa bersama dengan gembala utama mereka, yakni Uskup Agung KAMS. Doa rosario kemudian ditutup dengan berkat oleh bapa Uskup. Setelah itu, umat mendapatkan kesempatan untuk bersalam-salaman dengan bapa uskup dan berfoto bersama. Kegembiraan menjadi atmosfer yang meliputi seluruh umat pada malam itu. Kemudian bapa uskup melanjutkan kegiatan dengan makan malam bersama dengan pastor paroki dan fungsionaris DEPAS di refter pastoran. Kesempatan makan malam ini juga menjadi kesempatan untuk mendekatkan sang gembala dengan wakil-wakil umat yang hadir.
Keesokan harinya, 15 Oktober 2014, Bapak uskup menerimakan sakramen penguatan kepada 47 umat paroki St. Mikael Tobadak yang telah dipersiapkan selama 4 bulan. Perayaan Ekaristi dipimpin langsung oleh Bapak uskup dan didampingi oleh RD Oc. Sam Bureny (pastor paroki), RD. Martinus Pasomba (vikep Sul-Bar) dan RD. Linus Oge (pengurus CU Mekar Kasih). Umat yang hadir dalam perayaan ekaristi ini berasal dari seluruh penjuru paroki. Dalam perayaan ekaristi, Bapak Uskup berpesan kepada para krismawan-krismawati agar mereka semakin setia dalam menghidupi iman mereka. Bapak Uskup mengajak seluruh umat teristimewa krismawan-krismawati untuk meneladan kesetiaan Kristus sendiri kepada Bapa. Setelah misa penerimaan sakramen krisma, Bapak Uskup makan bersama dengan seluruh umat paroki St. Mikael Tobadak. Kemudian, tepat pukul 13.00, Bapak Uskup mengadakan tatap muka dengan umat. Dalam tatap muka tersebut, umat yang hadir melaporkan kepada Bapak Uskup situasi dan kondisi serta realitas yang mereka alami di stasi mereka masing-masing. Pada malam harinya, bapa uskup melanjutkan kegiatannya dengan tatap muka pribadi dengan pastor paroki bersama dengan vikep Sul-Bar.
Di hari terakhir kunjungannya, tanggal 16 Oktober 2014, Bapak Uskup memimpin misa pemberkatan aula serbaguna paroki dan Kantor Pelayanan CU Mekar Kasih Tobadak. Setelah perayaan ekaristi, Bapak Uskup kemudian menggunting pita sebagai tanda dimulainya operasional Kantor Pelayanan CU Mekar Kasih Tobadak untuk kemudian juga membuka secara resmi Pra-RAT CU. Dalam sambutannya, Bapak Uskup menyampaikan harapannya agar kehadiran CU di wilayah Tobadak dapat semakin memberdayakan masyarakat pada umumnya dan umat pada khususnya dalam mengelola perekonomian mereka. Setelah membuka secara resmi Pra-RAT, bapa uskup kemudian melanjutkan perjalanan ke Paroki St. Maria Mamuju untuk visitasi pastoral selanjutnya. Kira-kira pukul 15.00 Bapak Uskup tiba di Paroki Sta. Maria – Mamuju. Setelah istirahat, sekitar pukul 18.00 Bapak Uskup mengadakan pertemuan dengan suster-suster Missionaris Claris (MC) di Biara suster-suster MC dan ditutup dengan makan malam bersama para pastor dan para suster.
Keesokan harinya yaitu Jumat, 17 Oktober 2014, sebelum Misa penerimaan Sakramen Krisma Bapak Uskup menyempatkan diri mengunjungi sebuah sekolah katolik yang ada di Mamuju yakni Taman Kanak-Kanak (TKK) dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) St. Clara. Sekolah ini dikelola oleh suster-suster MC. Dalam kunjungan tersebut, Bapak Uskup disambut dengan meriah oleh guru-guru dan siswa-siswi TKK dan PAUD St. Clara. Siswa-siswi St. Clara menyambut Bapak Uskup dengan menyanyikan beberapa lagu yang telah dirancang khusus untuk penyambutan Bapak Uskup. Setelah itu, Bapak Uskup mempersiapkan diri untuk merayakan Misa penerimaan Sakramen Krisma. Sekitar pukul 08.30, Bapak Uskup memimpin Misa penerimaan Krisma bagi 62 krismawan/i, dengan didampingi oleh Vikep Sulbar, RD Martinus Pasomba dan Pastor Paroki St. Maria Mamuju, RD Semuel Sirampun. Dalam perayaan tersebut, Bapak Uskup berhomili secara teologis – kateketis, dengan menjelaskan arti sakramen dan tanda. Pada akhir perayaan Ekaristi, Bapak Uskup menantang para krismawan-krismawati untuk berani bersaksi bukan hanya melalui kata-kata tetapi terlebih melalui tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Setelah Misa penerimaan Sakramen Krisma, acara dilanjutkan dengan acara ramah-tamah krismawan-krismawati. Acara ini dimeriahkan oleh Paduan Suara “Ninos Cantores”. Paduan Suara ini merupakan paduan suara anak-anak kelas 3 Sekolah Dasar (SD) sampai kelas 3 SMP. Akan tetapi, ada beberapa anak di bawah kelas 3 SD yang mau ikut terlibat di dalam paduan sura tersebut. Paduan suara ini dibina dan didampingi oleh salah seorang suster MC dan beberapa pendamping lainnya. Pada sore harinya, Bapak Uskup mengadakan pertemuan dengan para pengurus Dewan Pastoral (DEPAS) Paroki St. Maria Mamuju, panitia pembangunan gereja, pengurus kategorial-kategorial Paroki St. Maria Mamuju. Dalam pertemuan tersebut, para peserta pertemuan menanyakan beberapa hal yang berkaitan dengan kehidupan pastoral di Paroki St. Maria Mamuju, dan juga terkait dengan pembangunan gereja paroki.
Pada tanggal 18 Oktober 2014 Bapak Uskup bersama Vikep Sulbar, RD Martinus Pasomba melanjutkan perjalanan kunjungannya ke Paroki St. Yosep Polewali. Setibanya di Paroki St. Yosep Polewali, Bapak Uskup beristirahat sejenak kemudian menyegarkan badan dengan minuman dan makanan ringan yang disediakan oleh umat Paroki St. Yosep Polewali. Setelah itu, Bapak Uskup ditemani oleh pastor vikep makan bersama dengan pastor paroki dan beberapa perwakilan umat. Walaupun cuaca yang pada saat itu panas, namun tidak mengurangi semangat umat Polewali untuk berkumpul bersama di pastoran dan pekarangan sekitar gereja untuk menyambut Uskup Keuskupan Agung Makassar (KAMS). Setelah makan siang bersama, Bapak Uskup dan Vikep melepaskan lelah dengan beristirahat siang. Jadwal Bapak Uskup untuk hari pertama kedatangannya di  Polewali tidak ada sehingga waktu itu dipergunakan sepenuhnya untuk beristirahat.
Besok harinya yaitu hari minggu, merupakan  hari yang ditunggu-tunggu oleh calon krismawan-krismawati. Hari dimana mereka akan menerimakan Sakramen Krisma yang bertepatan juga dengan hari minggu misi se-dunia. Ada 80 orang dari beberapa stasi di Paroki St. Yosep Polewali yang akan menerimakan sakramen krisma. Bapak Uskup didampingi oleh Vikep Sulbar dan Pastor Paroki, RD. Simon Refliandy memimpin misa konselebrasi krisma pada pagi itu. Dalam homilinya, Uskup memberikan penjelasan mengenai sakramen-sakramen yang ada di dalam Gereja Katolik. Uskup mengatakan bahwa hubungan kita dengan Tuhan dibantu oleh tanda di dalam Gereja. Tanda di dalam Gereja yang dimaksud adalah sakramen. Sakramen inilah yang membantu kita untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Uskup menambahkan dalam homilinya bahwa, sakramen Krisma atau juga dikenal Sakramen Penguatan merupakan tanda kedewasaan iman seseorang. Penerimaan Sakramen Krisma melengkapi rahmat pembaptisan dan menyempurnakan inisiasi. Melalui Sakramen Krisma, seseorang diikat secara lebih kuat dan sempurna dengan Gereja serta diperkaya dengan daya kekuatan Roh Kudus. Konsekuensi dari sakramen Krisma adalah tanggung jawab iman dan semakin wajib untuk menyebarluaskan dan membela iman sebagai saksi Kristus. Dalam misa kali ini, suasana gereja sungguh ramai dengan adanya persembahan lagu dari Orang Muda Katolik (OMK) dan anak-anak SEKAMI.
Setelah misa, dilanjutkan dengan acara ramah tamah di aula paroki. Pada kesempatan ini, Bpk. Ir. Simon Biri’ sebagai wakil dari orangtua krismawan/krismawati berterima kasih kepada Mgr. John Liku Ada’ atas kesediaan beliau memberikan sakramen krisma kepada 80 orang krismawan/krismawati. Sedangkan dari wakil krismawan/krismawati, rasa terima kasih mereka sampaikan kepada para pembimbing mereka, orangtua, pastor paroki dan Bapak Uskup. Dalam ucapan terima kasihnya itu, wakil krismawan/krismawati mengungkapkan suka-duka mereka dalam mengikuti proses pembinaan. Pada akhirnya, wakil krismawan/krismawati dengan rendah hati meminta doa dari umat sekalian agar tetap kuat dalam iman akan Yesus Kristus dan semakin dewasa dalam bertingkah dan bertutur kata. Pada kesempatan ramah tamah, Bapak Uskup juga menghimbau kepada para krismawan/krismawati yang baru agar mulai hari ini semakin kuat dalam iman akan Yesus Kristus dan tidak terpengaruh oleh arus zaman. Bapak Uskup memberikan salah satu contoh yaitu Maya Rumantir. Artis yang sangat terkenal pada era 90-an ini tetap teguh dalam iman dengan menganut agama katolik biarpun anak presiden ingin menikahi dirinya. Dalam akhir katanya, Bapak Uskup mengharapkan agar krismawan/krismawati kelak bisa menjadi seperti Maya Rumantir yang lain yang tetap teguh dalam iman akan Yesus Kristus.
Seusai perayaan syukur dan ramah tamah, pada malam harinya Bapak Uskup mengadakan pertemuan bersama dengan Depas Paroki St. Yosep Polewali. Sekitar 30 umat dari anggota Depas dan juga OMK hadir dalam pertemuan ini. Pertemuan ini merupakan bentuk perhatian Bapak Uskup sebagai gembala terhadap umat Paroki St. Yosep Polewali. Dalam pertemuan ini, Bapak Uskup menghimbau agar umat Paroki St. Yosep Polewali tetap kuat dalam iman akan Yesus Kristus. Namun, umat juga harus memiliki sikap yang terbuka dengan agama-agama lain dan tidak terkungkung dalam sikap eksklusifisme dan inklusifisme. Bapak Uskup mengajak umat untuk bersikap pluralisme dengan mengakui agama-agama lain itu juga mempunyai kebenaran masing-masing. Dengan sikap seperti itu, maka akan membantu untuk menciptakan suasana yang kondusif di dalam kehidupan bermasyarakat.
Setelah menjalani rangkaian kegiatan selama berada di Paroki St. Yosep Polewali, Bapak Uskup melanjutkan perjalanan ke Suppiran (Paroki St. Fransiskus Xaverius Messawa) pada 20 Oktober 2014 untuk melaksanakan beberapa kegiatan. Sekitar pkl 17.00, Bapak Uskup mengadakan Misa bersama umat di Suppiran dan pada pkl 20.00 beliau bertemu dengan Pengurus Wilayah, Pengurus Stasi, Tokoh umat dan Tim Pemekaran Paroki Suppiran. Tentunya, salah satu yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah persiapan-persiapan terkait pemekaran Paroki Suppiran.
Keesokan harinya, Selasa, 21 Oktober 2014, pkl. 09.00, Bapak Uskup memimpin Misa Pemberkatan Rumah Pastoran Suppiran. Pada sore hari pkl. 16.00, beliau bertemu dengan segenap Panitia 50 Tahun Paroki St. Fransiskus Xaverius – Messawa untuk membahas persiapan-persiapan menyongsong pesta emas Paroki Messawa yang akan dilaksanakan tahun depan. Pada malam harinya, Bapak Uskup mengadakan pertemuan dengan DEPAS St. Fransiskus Xaverius – Messawa.
Pada Rabu, 22 Oktober 2014, pkl 09.00, Bapak Uskup memimpin misa penerimaan Sakramen Penguatan di Suppiran. Seperti di paroki-paroki sebelumnya, dalam misa tersebut bapak uskup menantang para krismawan/ti untuk setia dan berani bersaksi dalam kehidupan sehari-hari. Setelah acara penerimaan sakramen penguatan, kira-kira pkl. 16.00  Bapak Uskup melanjutkan perjalanan menuju ke Messawa. Di Messawa, Bapak Uskup mengadakan pertemuan dengan para Pastor dan Biarawati-biarawati sekitar pkl 20.00. Keesokan harinya, Kamis, 23 Oktober 2014 Bapak Uskup melanjutkan kunjungan pastoralnya ke paroki St. Petrus – Mamasa. Kira-kira pkl. 12.15, Bapak Uskup bersama Vikep tiba di Mamasa, disambut oleh para pengurus Depas. Setelah itu, Bapak Uskup makan siang bersama dengan RD Martinus Pasomba, RD Antonius Pabendon dan para pengurus Depas. Pada pkl 16.00, Bapak Uskup mengadakan pertemuan bersama dengan pengurus Depas Paroki St. Petrus - Mamasa. Dalam pertemuan yang bertema “Berbagi Rasa antara Umat dan Bpk Uskup” ini diadakan di aula Paroki. Beberapa anggota pengurus Depas mengungkapkan perasaan (uneg-uneg) dan harapan atas Paroki terutama kelanjutan pembangunan, serta kaitan antara Paroki dan Keuskupan. Setelah itu, Bapak Uskup menyampaikan perasaannya menanggapi umat yang hadir. Pada kesempatan ini, Bapak Uskup lebih banyak menjelaskan tentang ekklesiologi, paham Gereja (keluarga Katolik, Stasi, Paroki, Keuskupan dan Gereja Semesta). Bapak Uskup juga menjelaskan tentang kerancuan tentang “Stasi Pusat” yang nota bene adalah Gereja Pusat Paroki. Bapak Uskup menjelaskan bahwa perlu ditinjau ulang tentang peristilahan gedung “gereja” untuk Stasi-stasi. Beliau mengusulkan apakah tidak baik memikirkan peristilahan yang digunakan di Eropa misalnya. Yang disebut ‘gereja’ hanya gedung gereja yang terletak di pusat paroki, sedangkan gedung di stasi-stasi disebut ‘kapel/kapela’. Hal ini untuk menghindari munculnya kerancuan, keterpisahan karena ada “Gereja dalam Gereja”. Dalam pertemuan ini, beberapa umat juga mengusulkan agar dipikirkan tentang pembentukan Stasi di daerah Ponding karena tempat itu sangat strategis. Selain itu, mereka juga mengusulkan agar Bapak Uskup berkenan menambahkan tenaga biarawati di Paroki St. Petrus - Mamasa. Menanggapi usulan ini, Bapak Uskup meminta umat agar bersabar sambil memikirkan kemungkinan-kemungkinan karya yang bisa dilakukan di Paroki Mamasa. Setelah pertemuan, pada pkl. 18.30, Misa Komunitas bersama dengan Frater HHK. Setelah misa, Bapak Uskup makan malam dengan para frater dan beberapa umat yang ikut hadir. Dalam pertemuan ini, para frater bertatap muka dengan Bapak Uskup.
Pada keesokan harinya, sekitar pkl 08.30, Pastor Paroki dan Pastor Kapelan berkoloquium kepada Bapak Uskup dan Vikep. Dalam Koloquium ini, pastor paroki dan kapelan mengungkapkan isi hati, perasaan, dan pergumulan yang dihadapi di permulaan tugas di paroki. Mereka juga menyampaikan berbagai peluang, tantangan, kekuatiran, dan harapan akan paroki ini. Pada kesempatan ini, sebagai bapa yang baik, vikep dan Bapak Uskup meneguhkan dan menginstruksikan pastor paroki dan kapelannya tentang tugas yang dipercayakan kepada mereka. Pada sore harinya, tepat pkl. 16.00, perayaan penerimaan Krisma di Paroki St. Petrus Mamasa. Calon Krismawan yang ikut dalam Perayaan Ekaristi itu berjumlah 35 orang. Dalam Misa Penerimaan Krisma, Bapak Uskup menegaskan tentang makna Sakramen bagi manusia secara khusus makna sakramen Krisma/Penguatan. Beliau menegaskan bahwa bagaimanapun manusia tidak bisa lepas dari simbol atau tanda. Kalau dalam berkomunikasi dengan sesamanya saja, manusia membutuhkan tanda atau simbol, apalagi kalau berkomunikasi dengan Tuhan yang adalah Roh, tak tertangkap oleh panca indra, tentu membutuhkan tanda atau simbol. Tanda atau simbol yang digunakan manusia untuk menjalin relasi dengan Tuhan itulah sakramen. Sakramen pokok adalah Yesus Kristus sendiri karena Dialah tanda real kehadiran Allah. Gereja adalah sakramen induk yang menghadirkan karya keselamatan Allah. Tindakan konkret perwujudan diri Gereja yakni sakramen-sakramen (Baptis, Ekaristi, Krisma, dll). Pada pkl. 20.00, Bapak Uskup mengadakan pertemuan dengan Panitia Pembangunan Pena’ dan Pembangunan Gereja Pusat. Pertemuan ini berlangsung sampai pkl 23.00. Dalam pertemuan ini, Bapak Uskup dan panitia pembangunan membicarakan proses dan perkembangan pembangunan gereja di paroki pusat, gereja stasi Pena’ dan tempat ziarah Pena’. Pembangunan-pembangunan itu akan dilanjutkan tetapi selalu dalam koordinasi dengan BP3KAMS. Untuk pembangunan gereja stasi Pena’, pembangunan akan dilanjutkan setelah keputusan dari tim teknis di lapangan dan tim ahli dari BP3KAMS menyangkut ketahanan bangunan tersebut. Proses koordinasi ini sedang dilaksanakan.
Pada Sabtu, 25 Oktober 2014 tepatnya pkl 16.00 pembukaan ziarah bukit Pena tahun 2014. Pada hari ini, Bapak Uskup, vikep, pastor paroki Mamasa, dan Bupati Mamasa disambut dalam acara pembukaan ziarah bukit Pena’. Bapak Uskup, Vikep Sul-Bar dan Bupati diberi pengalungan kalung oleh panitia. Proses penyambutan ini diiringi oleh berbagai tari-tarian dari budaya Mamasa dan juga disambut marching band dari SMA Katolik Makale. Setelah kata-kata sambutan dari pastor paroki, Bapak Uskup dan Bupati, beberapa tarian budaya Mamasa ditampilkan sebagai kekayaan budaya ini. Pada pkl 18.00, Bapak Uskup ikut menyaksikan perlombaan koor di pelataran ziarah pena’. Perlombaan koor tersebut diikuti oleh enam peserta, yakni: Paroki Makale, SMA Katolik Makale, Paroki Mamuju, Paroki Messawa, dan Paroki Mamasa (2 tim). Hasil perlombaan koor tersebut adalah juara I adalah SMA Katolik Makale, II: Messawa, III: Makale, IV: Mamasa 1, V: Mamuju, VI: Mamasa 2. Setelah perlombaan koor, Bapak Uskup dan seluruh peserta ziarah melanjutkan dengan pawai lilin. Pawai lilin diikuti oleh sekitar 1.400 orang. Pawai lilin ini diiringi oleh marching band dari SMA Katolik Makale. Pawai lilin dimulai dari gereja stasi lalu berarak menuju gua Maria. Setelah pawai, kegiatan dilanjutkan dengan salve yang dipimpin oleh Bapak Uskup. Salve ini diikuti oleh peserta dengan hikmat. Petugas koor dalam salve adalah SMA Katolik Makale yang menambah kehikmatan penghormatan sakramen mahakudus dengan lagu-lagu Taize.
Pada Minggu, 26 Oktober 2014, mulai pkl. 05.00-08.30 para peziarah mengikuti jalan salin yang terbagi dalam dalam 6 gelombang. Bapak Uskup mengikuti jalan salib pada gelombang terakhir, pkl 07.30. Dalam jalan salib ini, peserta ziarah diajak untuk berjalan salib bersama Bunda Maria dari pelataran Gua menuju ke gereja. Setelah berjalan salib bersama Bunda Maria, peserta ziarah mengikuti perayaan Ekaristi syukur. PE ini dipimpin oleh Bapak Uskup didampingi oleh RD Martinus Pasomba (Vikep Sul-Bar), RD Oktavianus Tandilolo (Pastor Paroki Mamasa), RD Cornel Batlyol, RD Anton Michael, RD Simon Refliandy, RD Andreas Rusdyn Ugiwan, RD Carolus Patampang, RD Paulus Ata’, RD Willem Daia, RD Semuel Sirampun, RD Agus Kale’pe’, RD Indrawijaya, RD Anton Pabendon. Hadir pula RD Ignas Pabendon tetapi tidak ikut dalam konselebrasi. Dalam renungannya, Bapak Uskup menegaskan tentang keluarga yang merupakan tema dalam ziarah kali ini (Bersama Bunda Maria, Kita bina kesejatian hidup kelurga). Bapak Uskup mengingatkan keluarga-keluarga untuk menyadari statusnya sebagai sel Gereja dan masyarakat. Kalau mau Gereja dan masyarakat baik perbaikilah keluarga-keluarga. Maka, Bapak Uskup berpesan kepada keluarga untuk mendidik anak-anak dengan bijak, melakukan kegiatan bersama sesuai dengan kesepakatan bersama: makan bersama, rekreasi bersama, terutama doa bersama. Setelah perayaan Ekaristi penutup ziarah Pena’, Bapak Uskup melanjutkan perjalanan pulang ke Makassar. Demikianlah kunjungan pastoral Uskup Agung KAMS ke kevikepan Sulawesi Barat. Semoga kunjungan tersebut semakin membawa semangat baru dan kesegaran iman bagi seluruh umat kevikepan Sulawesi Barat. *** Penulis: Frater-frater TOP-er

Tidak ada komentar: