Sabtu, 18 April 2015

DOMINICA IN SABATTO DALAM PERJALANAN WAKTU

1989-1994
Di mana dua atau tiga orang berkumpul untuk berdoa, Tuhan hadir.

Embrio kelompok doa ini dimulai 1988 saat seorang suster, Sr. Wilhelmine, CIJ bersama dua ibu, Ibu Rieka dan Ibu Mimi, mempersiapkan perayaan 100 tahun Karya Kepausan Indonesai (KKI) tahun 1989.
Setelah perayaan KKI berlalu, kedua ibu tadi berniat untuk melanjutkan kelompok ini menjadi kelompok doa yang rutin, dari hasil diskusi dengan beberapa pihak dan dibimbing oleh Suster Wilhelmine, maka diputuskan ujud doa kelompok ini dikhususkan untuk para imam yang sehari-harinya menjalani tugas yang tidak mudah dan penuh tantangan, untuk tetap teguh dalam kaul kemiskinan, kemurnian dan ketaatan yang mereka pilih. Kelompok doa ini bertemu setiap Sabtu jam 10 pagi. Hari Sabtu merupakan hari penghormatan kepada Bunda Maria dan merupakan hari berkumpulnya gereja mula-mula di mana umat berkumpul untuk mendukung misi para rasul Yesus di senakel (beranda).
Selama satu tahun kegiatan berdoa berlangsung rutin tanpa memiliki nama kelompok. Hingga moderator pertama, alm. Pastor Frank Bahrun, Pr memberi nama Dominica in Sabbato yang berarti “Tuhan Hadir di Hari Sabat”.
 
1995-2000
Menjadi saluran berkat.

Seiring berjalannya waktu, keanggotaan bertambah dari hanya tiga orang menjadi enam orang yang tidak hanya diisi oleh ibu-ibu tetapi juga dua bapak-bapak pensiun yang saat ini telah almarhum. Kegiatannya pun berkembang ke arah kegiatan sosial. Sepanjang 1994 sampai 2000, secara rutin.
Dominica membuat parcel yang dananya digunakan untuk membantu mereka yang dalam kesulitan. Donasi pertama diberikan ke seorang pasien pendatang dari Flores yang menderita kanker otak. Dana ini digunakan untuk membantu mengantarnya pulang ke kampung halaman, berkumpul dengan keluarganya sebelum pulang ke rumah Bapa.
Dominica terus berkarya dengan dukungan para imam dan moderator sekalipun sering mendapat kritikan dan tantangan dari berbagai pihak. Pada periode lima tahun kedua, Dominica didampingi Pastor Michel Mingneau, CICM sebagai moderator kelompok doa ini.


2001-2006
Membawa pesan kepada orang banyak.

Misi kelompok Dominica untuk mendukung kegiatan para imam didukung oleh banyak pihak, salah satunya keluarga Bapak Albert yang melalui kelompok menyumbangkan sepatu kepada para pastor di Keuskupan Agung Makassar. Secara rutin, Dominica berusaha untuk menyediakan bingkisan sebagai bentuk dukungan kepada pastor-pastor yang bertugas di    pedalaman, sesuai dengan kebutuhan mereka. Beberapa di antaranya: jas hujan, kompor, bahan makanan bergizi dan mudah saji. Bingkisan yang baru-baru ini diberikan berupa sibori portable, yang cukup ringan untuk memudahkan mereka saat harus melakukan pelayanan dengan perjalanan jauh. Kegiatan rekreasi untuk para imam dimulai di periode lima tahun ketiga ini. Acara ini dilakukan setelah pentahbisan pastor baru. Tujuan diadakannya acara ini untuk memberi kesempatan para imam untuk sejenak keluar dari rutinitas pelayanan mereka dan bersantai bersama menjalin kebersamaan di antara para imam dalam suasana yang cair dan santai. Setiap kegiatan ini selalu dihadiri oleh Uskup Agung Makassar. Acara ini murni hanya untuk para imam, sementara anggota Dominica hanya menyediakan tempat dan makanan serta membantu jalannya acara. Pada 2003 seorang anak telantar ditemukan di RS Stella Maris dengan kondisi cacat bawaan bibir sumbing menjadi anak angkat kelompok Dominica, diberi nama Dominikus. Setelah menjalani tiga kali operasi rekonstruksi bibir dan langit-langit mulut, tahun 2005 Dominikus pindah ke Manado di bawah pendampingan Sr. Imanuella, YMY. Saat itu Pastor Paul Catry, CICM berperan sebagai moderator kelompok doa ini. Pada 2004, salah satu anggota Dominica, Ibu Nelly Harrianta membawa pesan misi Dominica ke Yogyakarta. Sampai saat ini kegiatan doa setiap Sabtu setelah misa pagi berlangsung rutin di seminari Yogyakarta, Kelompok doa ini juga bernama “Dominica in Sabbato”.


2007-2012
Bersyukur atas pelayanan para imam.

Saat ini keanggotaan Dominica in Sabbato sudah mencapai sekitar 30 orang dari berbagai paroki antara lain: Paroki Mariso, Gotong-Gotong, Andalas, Mamajang, Sungguminasa, Assisi, Tello, Mandai dan Katedral. Pada periode ini Dominica didampingi Pastor Matheus Bakolu, Pr yang berlangsung hanya 1 bulan karena beliau mendapat tugas baru sebagai Vikep di Kendari. Dalam waktu singkat bersama Dominica, Pastor Matheus membantu membenahi materi doa dan nyanyian yang selama ini digunakan menjadi penuntun buku doa yang rapi untuk kelompok ini.  Menggantikan Pastor Matheus, Pastor Willibrordus Welle, Pr kemudian menjadi pendamping dan moderator Dominica yang kelima, sebelum dipindahtugaskan ke Palopo. Kegiatan doa rutin setiap Sabtu didampingi Pastor Willem Daia, Pr. Berbagai kegiatan sosial dan dukungan kepada para imam yang sudah dilaksanakan tetap dilanjutkan. Kegiatan rekreasi para imam menjadi kegiatan rutin yang dilakukan oleh Dominica. Pada Hari Imam sebelum Misa Krisma dilangsungkan, seluruh anggota Dominica mengucapkan rasa syukur dan  terima kasih atas pelayanan para imam   dengan mempersembahkan lagu-lagu dan setangkai mawar kepada setiap pastor. Dominica in Sabbato ingin terus mendukung para imam baik dalam bentuk doa rutin maupun perlengkapan yang dibutuhkan untuk mendukung pelayanan mereka. Oleh karenanya Dominica selalu membuka pintu bagi mereka yang ingin bergabung ataupun ingin menyalurkan tanda kasih kepada para imam di Keuskupan Agung Makassar. ***  Penulis: Ibu Mimi


Tidak ada komentar: