Rabu, 29 Juli 2015

Pater Noldus Aktion

"Von Hilfe zur Selbsthilfe“ (Dari „Bantuan“ menuju „Kemandirian“). Itulah semboyan yang mewarnai Kemitraan antara Keuskupan Agung Makassar dan Pater Noldus Aktion yang pada tahun ini mencapai usia 50 Tahun.

              Bagi sebagian besar orang nama „Pater Noldus“ tentu masih melekat di hati. Beliau adalah seorang misionaris CICM yang pada tahun 1965 datang dari daerah misi di Pulau Celebes – sekarang Sulawesi – di Indonesia ke Paroki Hati Yesus Avenwedde, untuk menggantikan pastor paroki, yang kala itu sedang sakit akibat kecelakaan lalulintas. Sedangkan „Pater Noldus Aktion“ adalah sebuah persekutuan orang-orang Kristen yang aktif dari Paroki Hati Yesus Guetersloh-Avenwedde (Jerman).

Tanpa retorika dan bumbu-bumbu yang indah, tetapi dengan kata-kata yang menggerakkan ia menggambarkan penderitaan yang dialami oleh orang-orang di tempat ia berkarya sebagai misionaris. Tidak dapat kami lupakan bagaimana ia melukiskan kesulitan-kesulitan orang yang hidup pada batas-batas minimum akibat dari lamanya penjajahan, komunisme, bencana alam, penyakit menular dan lain lain. Hal itu sangat menggugah hati umat Avenwedde, sehingga kesaksian Pater Noldus dalam waktu yang singkat dapat menjadi buah bibir di seluruh Guetersloh. Hal itu pula telah menimbulkan keinginan untuk membantu di kalangan beberapa orang. Di dalam sebuah kelompok kerja „Keluarga Muda“ di dalam „Kelompok Keluarga Kolping“ muncul suatu tekad untuk membantu dengan membentuk sebuah aksi untuk Pater Noldus. Ketika harus kembali ke tempat tugasnya di Indonesia, Pater Noldus sangat berterima kasih. Derita yang tak terbayangkan yang muncul dalam seruan permintaan tolong yang terungkap dari mulutnya tidaklah tinggal tak terjawab. Semangat untuk menolong sudah seperti api yang mulai menyala, dan Pater Noldus berharap agar api itu tetap menyala. Sejak saat itulah kami membantu sesama di Pulau Sulawesi dengan karya bantuan, yang kami beri nama „Pater Noldus Aktion e.V.“ (sebuah Kelompok Sahabat Misi yang diakui oleh pemerintah).

Kelompok ini telah mewajibkan diri untuk memberikan bantuan kepada orang-orang miskin untuk meningkatkan kualitas hidup mereka sedikit demi sedikit. Kewajiban ini dilaksanakan dengan melibatkan banyak sahabat misi dari seluruh Jerman. Kelompok pekerja „Keluarga Muda“ ini terdiri dari 5 pasangan suami istri: Wulf, Austermann, Schlangenotto, Fortkord dan Hermjohannknecht. Dari kesepuluh anggota pendiri ini, lima orang sudah meninggal, yang lainnya sekarang menjadi anggota kehormatan. Pengurusnya kini sudah diperbaharui. Sahabat-sahabat misi yang lebih muda dan lebih bersemangat, yang juga menyatakan kesediaannya untuk melayani sesama kini menjadi pengurus kelompok aksi ini: Hermann Hermjohannknecht, Maria Hermjohannknecht , Rafael Hermjohannknecht, Reinhard Hermjohannknecht,  Franz Josef Volkhausen, Ulrich Baumann, Rudolf Tilly , dan Pastor Korsus sebagai Pendamping Rohani.Yang Mulia Bapak Uskup Keuskupan Agung Makassar.

Puncak perayaan 50 Tahun Kemitraan Keuskupan Agung Makassar dan Pater Noldus Aktion diselenggarakan dua kali. Satu kali dirayakan di Makassar, yakni pada tanggal 02 Mei 2015 dan yang kedua kali akan dirayakan di Jerman, di Avenwedde (Jerman) pada tanggal 30 Agustus 2015 mendatang.

Di puncak perayaan yang indah di bumi Sudiang ini, Bapak Walikota Makassar, Ir. H. Moh. Ramdhan Pomanto berkenan untuk menyampaikan salam hangat dan permohonan maaf karena tak bisa menghadiri acara tersebut. Namun beliau mengucapkan Selamat atas peresmian Gereja Sudiang yang dirangkaikan sebagai acara utama bersamaan dengan Perayaan 50 Tahun Kemitraan PNA dan KAMS. Sesaat sebelum pemotongan Kue sebagai puncak dari perayaan ini, Herr Hermann Hermjohannknecht berkenan menyampaikan kata sambutannya. Berikut kita dapat menyimak ungkapan hati beliau:

Para hadirin yang terkasih,
„Tangan Tuhan adalah tangan manusia yang (terulur untuk) menolong sesama.“
Demikian kata-kata dari Pater Noldus, yang diwariskan oleh beliau kepada kami 50 Tahun yang silam dan masih senantiasa menjiwai kami hingga saat ini.
Sebuah kelompok kecil dari Keluarga Kolping telah memulai sejak Tahun 1965 menjadi tangan-tangan Tuhan yang menolong.
Masa itu merupakan masa yang sulit, dimana dahulu para Misionaris harus memikul tanggung jawab tidak hanya untuk mewartakan iman Kristiani, melainkan juga untuk menolong orang-orang sakit, para Lansia, para Pengangguran, Keluarga besar yang memiliki banyak anak, Mereka yang dikejar-kejar dan dianiaya, anak Yatim Piatu, dan Mereka yang tidak memiliki Tempat Tinggal.
Pater Noldus telah menjadikan dirinya sebagai „Pengantara“ bagi mereka yang menderita ini dan ia hidup juga dalam kesederhanaan.
Untuk menceritakan mengenai Aktifitas dan Bantuan kami selama 50 Tahun lamanya adalah sesuatu yang sangat sulit bagi kami.
Hal itu dapat dilakukan lebih baik oleh orang-orang, umat, dan imam, yang telah mengalami bantuan dari kami.
Kami, para Pendiri Pater Noldus Aktion dapat mengalami perkembangan Keuskupan Agung Makassar dan juga perkembangan yang terjadi di pulau Sulawesi. Dan itu semua dimungkinkan melalui kunjungan kami dan Korespondens yang teratur dengan para Misionaris. Saat ini hampir semua Pater CICM telah meninggal dunia atau mereka telah kembali ke tanah air mereka karena alasan usia yang telah lanjut. Namun benih yang telah ditaburkan oleh para Misionaris tidak pernah lenyap. Saat ini Keuskupan Agung Makassar memiliki lebih dari 100 imam Diosesan.
Di masa lalu bantuan kami yang sederhana adalah dalam rupa-rupa wujud. Pada tahun-tahun pertama, ketika sebagian besar rakyat hidup menderita: karena kemiskinan yang menyedihkan, karena penyakit, karena mereka kehilangan tempat tinggal akibat bencana alam, karena mereka melarikan diri dari kampung halaman mereka dan tak memiliki pekerjaan, wujud bantuan kami adalah Bahan kebutuhan Pokok, obat-obatan, dan pakaian.
Situasi pada umumnya kemudian semakin membaik, sehingga Bantuan kami saat ini berkisar sedikit atau banyak dalam bidang Pastoral dan dalam bidang karya karitatif.
Tentu saja kami tak akan melupakan semua di masa depan mereka yang belum beruntung dan masih hidup dalam Kecemasan. Kami mengingat secara khusus anak-anak yang karena alasan finasial tidak dapat mencicipi pendidikan di sekolah.
Mereka memiliki hak untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik.
Tentu terdapat juga di Sulawesi, seperti juga di seluruh dunia, - orang-orang miskin, para penderita penyakit dan anak-anak Yatim, yang membutuhkan bantuan.
Dalam pembicaraan terbatas dengan Bapak Uskup Agung dan dengan para imam yang terlibat dalam misi PNA kami akan mengkoordinasi bantuan kami di masa depan dan kami akan menjadi Pengantara dengan Lembaga Sosial dan Keuskupan-keuskupan di Jerman.
Dari 10 para pendiri Pater Noldus Aktion 50 Tahun yang lalu, saat ini 5 diantaranya masih hidup. Sayang, bahwa saya (Hermann) dan Maria tak dapat menyangkal pertambahan usia kami. Kami bahagia, bahwa masih ada generasi muda yang bersedia untuk melanjutkan karya Misi ini. Para Pengurus muda ini tentu saja ingin lebih dari sekedar memperoleh Berita, informasi yang aktual dari Keuskupan Agung, dan Pernyataan mengenai Bantuan yang telah diberikan. Harapan saya yang sangat pribadi adalah, biarlah para Pengurus muda ini memahami dan mengambil bagian pada aktifitas kalian, pada Kecemasan kalian, pada Masalah-Masalah kalian. Hanya dengan demikian mereka dapat menolong kalian lebih efektif dan hanya dengan demikian mereka memiliki keberanian.
Pater Noldus pernah meminta pada saya sebelum kematiannya: „Jangan pernah melupakan manusia (mereka yang hidup) di Sulawesi, secara khusus Para Lansia (orang-orang tua) dan orang-orang sakit dan berdoalah untuk saudara-saudaraku imam diosesan, agar mereka tidak kehilangan keberanian.
Sebagai Penutup, saya atas nama (bersama) Maria, ingin berterima kasih dari hati terdalam, kepada semua yang telah menjalin persahabatan bertahun-tahun lamanya, terutama kepada Beberapa imam yang dapat menjadi tamu di rumah kediaman kami yang sederhana di Gütersloh.
Kami bangga bahwa kami dapat mengalami perjumpaan dan kebersamaan dengan mereka yang pernah menjadi Uskup Agung di Keuskupan Agung ini: Mgr. Nicolaus Schneider, Mgr Theodor Lumanaw, Mgr. Franz van Roessel, CICM, dan kami terlebih bangga bisa mengalami kebersamaan dengan Uskup Agung kita saat ini: Mgr. Johannes Liku-Ada, Pr., dan kami bangga bahwa mereka juga pernah menjadi tamu bagi kami di Jerman.
Kami juga berterima kasih sedalam-dalamnya kepada mereka yang senantiasa dengan penuh persahabatan menerima kami di Indonesia dan yang telah menjamu kami, yang telah menunjukkan keindahan negeri ini dan yang telah melibatkan kami dalam kehidupan mereka.
Akhirnya, saya ingin mengundang anda semua untuk datang ke Jerman. Bagi kami Alam – setidaknya pada Alam pada musim dingin – tidak lah menyenangkan dan tidak banyak yang bisa dinikmati, namun kami juga memiliki sesuatu untuk ditawarkan pada Anda sekalian. Misalnya Keramah-Tamahan Kami.
Terima Kasih.

Kini kemitraan PNA-KAMS telah berusia 50 tahun. „Selama 50 tahun PNA telah berperan sebagai salah satu perpanjangan tangan Tuhan yang memberikan banyak bantuan kepada umat yang berada dalam lingkup Keuskupan Agung Makassar. Kemitraan yang indah ini pun diharapkan akan bertumbuh sesuai dengan tuntutan perkembangan Gereja Lokal KAMS. Berkat yang telah dirasakan oleh umat KAMS dengan kehadiran Kemitraan ini diharapkan dapat terus dilanjutkan dan dikembangkan di hari-hari mendatang. Kita percaya bahwa Allah yang telah memulai karya yang indah ini, Dia akan menuntun juga dalam perkembangannya, dan Ia pula yang akan menjadikan Kemitraan ini semakin hari semakin berbuah bagi Pertumbuhan Gereja Lokal Keuskupan Agung Makassar. *** Penulis: RD. Andreas Rusdyn Ugiwan

Tidak ada komentar: