Rabu, 29 Juli 2015

PERESMIAN GEREJA KATOLIK PAROKI MARIA ROSA MYSTICA SUDIANG

PEMBERKATAN DAN PERESMIAN GEREJA
Pemberkatan Gereja Katolik Paroki Maria Rosa Mystica Sudiang dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2015 oleh Bapak Uskup Keuskupan Agung Makassar Mgr. Yohanes Liku Ada’ Pr. Pemberkatan gedung Gereja menggunakan konsep pemberkatan secara lengkap sesuai pedoman pemberkatan Gereja dalam dokumen Gereja Katolik Roma. Konsep perayaan pemberkatan tersebut disiapkan oleh Bapak Paul Klaping yang merupakan salah satu anggota Komisi Liturgi Keuskupan Agung Makassar.  Pemberkatan dihadiri oleh para Pastor, para Suster, Donatur, Undangan dan Umat Katolik Paroki Maria Rosa Mystica Sudiang. Konselebran dalam pemberkatan adalah Pastor Paroki yakni P. Jhon Turing Datang, Pr. dan Pastor Hendrik Njiola Pr.  dari Paroki Gotong-Gotong.  Proses pemberkatan berlangsung selama 2,5 jam dan dilanjutkan dengan acara ramah-tamah di luar gedung Gereja.

Perayaan pemberkataan juga dirangkaikan dengan perayaan 50 tahun Pater Noldus Aktion berkarya di Keuskupan Agung Makassar. Perayaan ini dihadiri oleh para donatur dan pengurus PNA dari Jerman. Kehadiran mereka memberikan makna tersendiri karena Paroki Maria Rosa Mystica Sudiang mendapat donasi secara khusus dalam bentuk Sarana Gedung Kolping yang akan menjadi pusat kegiatan para penggerak dan pemerhati semangat Santo Adolf Kolping dalam pelayanan  dan karya menggereja.

Pada tanggal 2 Mei 2015 dilanjutkan dengan peresmian yang mengundang pemerintah setempat, para donatur, simpatisan dan umat dalam lingkungan Paroki Maria Rosa Mystica.  Walikota Makassar tidak dapat hadir karena bertepatan dengan perayaan satu tahun pelantikan beliau sebagai Walikota Makassar, sehingga diwakili oleh Kepala BKKBN Propinsi Sulawesi Selatan. Acara peresmian dihadiri oleh Bapak Camat Kecamatan Biringkanaya, dan beberapa anggota Dewan Perwakilan Rakyat Kota Makassar  yakni Bapak Mario David dan Bapak Erik Horas serta mantan anggota dewan Bapak Stefanus S Hiong.  Acara peresmian dilakukan oleh Bapak Uskup, Perwakilan Walikota dan Pastor Paroki dengan penandatanganan Prasasti diiringi oleh tari-tarian dari berbagai etnis di Sulawesi Selatan dan dimeriahkan oleh pergelaran seni dan tari dari Kompleks Sekolah JMJ Rajawali di bawah pimpinan Suster  Sandra. 

Kesuksesan acara pemberkatan dan peresmian Gedung Gereja tidak terlepas dari peran panitia pemberkatan yang diketuai oleh Bapak C. Purwadi Budianto. Kepada seluruh panitia dan donatur yang telah bekerja keras diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Cikal Bakal Kehadiran Paroki Maria Rosa Mystica
Gereja Katolik Paroki Maria Rosa Mystica menjadi tanda kehadiran dan karya penebusan Allah yang terus-menerus hadir di dunia khususnya kota Makasssar.  Pembangunan Gereja Katolik Paroki Maria Rosa Mystica Sudiang dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan Umat Katolik di Makassar Bagian Timur yang jumlahnya terus bertambah seiring dengan perkembangan kota.  Gereja Katolik Paroki Maria Rosa Mystica Sudiang dibangun di KM 20 Jurusan Makassar-Maros dan berada di antara Perumahan Citra Sudiang Indah dan Perumahan R.S Stella Maris. Gedung Gereja dibangun di atas lahan milik Keuskupan Agung Makassar ± 1 Ha dan menjadi paroki yang mempunyai lahan terluas di kota Makassar.  Jumlah umat di Paroki Maria Rosa Mystica Sudiang kurang lebih 3.000 orang yang terdiri dari 9 Rukun yakni Rukun YMY, Rukun Santo Yakobus, Rukun Bunda Maria, Rukun Santo Yoseph, Rukun Materdolorosa, Rukun St. Marselinus dan tiga rukun pecahan dari Paroki Maria Ratu Rosari Kare yakni Rukun Caritas, Rukun St. Katarina dan beberapa keluarga dari Rukun Hati Kudus yang dikenal sebagai umat kampung sawah. Kehadiran Gereja Katolik Paroki Maria Rosa Mystica Sudiang merupakan buah manis dari peristiwa terbakarnya Gedung Gereja Paroki Maria Ratu Rosari Kare.  Saat itu Depas Paroki Maria Ratu Rosari Kare bersama Pastor van Rooy, CICM selaku pastor paroki mencari lokasi lain untuk dibangun gereja. Hal ini sebagai tindak lanjut manakala lokasi Kare tidak mendapat izin pendirian Gereja, maka lokasi di Sudiang dapat menjadi alternatif lain yang memungkinkan dan mendapat persetujuan dan dukungan dana dari Keuskupan.

Pembangunan Gereja Sudiang dimulai dengan adanya rekomendasi dari masyarakat sekitar dan izin dari pemerintah Kota Makassar. Rekomendasi masyarakat sekitar dapat diperoleh berkat bantuan umat Katolik sekitar lokasi dan secara khusus bantuan dari dr. Nenny yang dikenal sebagai dokter masyarakat Sudiang. Demikian juga dengan pemberian izin pembangunan Gereja tidak terlepas dari peran Walikota Bapak Ilham Arif Sirajuddin. Proses pembangunan kemudian dimulai dengan modal sekitar 25 juta rupiah yang  ditopang oleh semangat dan keterlibatan yang sangat fenomenal dimana umat sangat antusias memberikan sumbangan dalam bentuk tenaga, pemikiran dan dana yang terbatas guna memulai pekerjaan yang besar. Setiap hari ada puluhan orang yang dengan sukarela datang mengerjakan apa saja yang dapat dilakukan di lokasi Gereja.  Semangat tersebut menggugah umat dan ditopang oleh relasi yang baik oleh Pastor Paroki (Pastor Dr. John Turing Datang, Pr) dengan umat  di luar paroki Maria Rosa Mystica Sudiang baik dalam lingkungan Kevikepan Makassar maupun dari luar kota Makassar sehingga sangat membantu penyelesaian pembangunan Gereja.

 Sejarah Paroki di Bagian Timur Makassar mempunyai keunikan dan terus berkembang sejalan dengan dinamika dan perkembangan umat. Pada awalnya Paroki Induk pertama di Kawasan Timur Makassar adalah Paroki Santo Paulus Tello kemudian berpindah ke Paroki Maria Ratu Rosari Kare.  Paroki Maria Ratu Rosari Kare lebih lanjut dimekarkan lagi oleh kehadiran Paroki Bunda Maria Mandai yang sekaligus menjadi paroki baru dan berfungsi sebagai induk dari stasi Maros dan stasi Tonasa.  Setelah Gereja Rosa Mystica Sudiang diresmikan maka pusat Paroki berpindah ke Sudiang.

Kehadiran Paroki Maria Rosa Mystica Sudiang Makassar ke depan akan memberikan warna tersendiri mengingat lokasinya yang stategis dan luas sehingga dapat dikembangkan menjadi tempat OASE Rohani. Disebut Oase Rohani maksudnya, bahwa tempat tersebut menjadi tempat yang didatangi orang untuk mencari kesejukan jiwa di dalam doa dan meditasi. Letaknya yang jauh dari kebisingan dan dipenuhi pohon-pohonan memungkinkan orang untuk datang beristirahat secara rohani dari kesibukan dunia yang memenatkan. Di bagian belakang gedung gereja dibangun taman doa dengan pusatnya patung Bunda Maria terbuat dari semen putih setinggi tiga meter. Taman doa ini ditanami pohon-pohonan agar teduh dan tenang. Taman ini belum selesai. Direncanakan dibangun sebuah teratak yang menaungi patung sehingga patung tidak terpengaruh hantaman panas matahari dan hujan. Tentu saja akan memakan biaya. Gambar dan rancangan tempat sudah dibuatkan, tinggal dilaksanakan bila biaya memungkinkan. Juga dibangun ruang untuk adorasi. Maka lengkaplah citra gereja Sudiang (kebetulan juga berdampingan dengan perumahan Citra Sudiang) sebagai sebuah oase rohani.*** Penulis: Purwadi, Ketua Panitia

Tidak ada komentar: