Rabu, 09 September 2015

PEMBUKAAN BKSN DI PAROKI ST. MARIA MAMUJU

Perarakan Kitab Suci diiringi Tari Jaii

Tema pokok  BKSN tahun ini adalah “Keluarga Melayani Seturut Sabda”. Tema ini terinspirasi dari Yohanes 12:14, “Jikalau Aku, Tuhan dan Gurumu membasuh kakimu, maka kamu wajib saling membasuh kakimu”. Tema ini dibahas dalam pertemuan pertama yang membahas mengenai model pelayanan dari Yesus Kristus, Yohanes 13:1-15. Dalam pertemuan kedua, dibahas mengenai pelayanan dalam keluarga, Kolose 3:18-4:1. Pelayanan dalam keluarga merupakan jalan menuju kepada kekudusan, maka itu perlu saling melayani satu dengan yang lain. Pertemuan ketiga, merenungkan pelayanan dalam Gereja, Lukas 10:38-42. Perlu disadari bahwa setiap keluarga dipanggil menjadi Gereja rumah tangga yang mesti mempraktekkan kasih dalam keluarga dan terpancar dalam pelayaan di Gereja dan masyarakat. Pertemuan keempat, pelayanan di tengah masyarakat, yang didasarkan pada 1Petrus 2:13-17. Mesti disadari pula bahwa keluarga memiliki andil yang besar dalam membangun masyarakat  sebagai wujud pengabdian kepada Tuhan.

Pembukaan Bulan Kitab Suci Nasional (BKSN) di Paroki St. Maria Mamuju berlangsung dengan hikmat dan meriah. Perayaan dipimpin oleh Vikep Sulawesi Barat, P. Octavianus Samson Bureny, Pr yang diawali dengan perarakan Kitab Suci dan diiringi Tarian Jaii (tarian Suku Bajawa) dimana para penari menggunakan busana daerah: Flores, Kalumpang, Toraja. Pesan yang ingin disampaikan dari tarian tersebut adalah mengajak umat memberi perhatian khusus pada Kitab Suci, sebagai penuntun kehidupan kita. Perayaan ini juga dimeriahkan oleh Kelompok paduan suara Ninos Cantores. Kedua kelompok ini dibina oleh Suster-suster Misionaris Claris Mamuju. Umat yang hadir dalam pembukaan BKSN ini sekitar 400-an orang.

Dalam renungannya, Vikep mengatakan bahwa Tuhan mau agar umatNya selalu bersamaNya, namun terkadang keinginan Tuhan dikalahkan oleh keinginan manusiawi kita. Ia mencontohkan kehadiran umat beribadat di Gereja, yang terkadang diabaikan. Selanjutnya dikatakan “Tuhan berbicara pada kita, mungkin kita tidak tuli/bisu seperti dalam kisah Injil Mrk 7:31-37 tapi bila kita mempertanyakan lagi tujuan ke Gereja maka orang seperti ini membuat dirinya tuli dan bisu.
Vikep menegaskan bahwa hari ini kita serahkan diri pada Tuhan agar kita tidak bisu dan tuli. Oleh sebab itu kebersamaan sebagai keluarga ke Gereja dan tentu membaca Kitab Suci setiap hari itu sangat penting. Lebih lanjut Vikep mengatakan bahwa bila seseorang mengawali harinya dengan membaca dan merenungkan Kitab Suci maka ia pada hari itu pasti mendapat rahmat dan berkat dalam segala aktivitasnya, karena telah membuka diri kepada Tuhan, ketimbang orang yang tidak pernah membaca Kitab Suci apalagi berdoa, hari-harinya akan diliputi oleh kehampaan hidup. Maka, bacalah, cintailah Kitab Suci, tolle et lege. Mari mengenal Kitab Suci sebagai penuntun kehidupan iman kita. *** (Penulis: Anton Ranteallo)

Tidak ada komentar: