Rabu, 09 September 2015

Refleksi dan Harapan: 65 TAHUN PERJALANAN PAROKI SANTO YAKOBUS MARISO

Pelepasan balon ungkapan syukur, 26 Juli 2015

Pesta Pelindung dan HUT Paroki tahun 2015 ini sungguh istimewa, mengingat Paroki Santo Yakobus Mariso telah genap berusia 65 tahun dan hal ini bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilalui oleh karena dinamika yang terjadi begitu cepat dan prospektif. Berbagai program kegiatan yang dilaksanakan sungguh menjadikan sebuah ungkapan rasa syukur, kegembiraan bersama sekaligus sebagai refleksi. Program kegiatan tersebut adalah Bakti Sosial Bersih Lingkungan (BSBL) di lingkungan gereja bersama masyarakat di Kecamatan Mariso, Gerak Jalan Santai dan Sehat (JS2) sebagai ungkapan syukur atas kehadiran Stasi Santo Albertus Tanjung Bunga di KAMS, Donor Darah dan Pemeriksaan Tensi, Bazar Kebutuhan Sekolah dan Pakaian bagi warga kurang mampu, Saint Jacob Choir Competition antar rukun dalam upaya menghidupkan, menggairahkan dan menggugah persaudaraan, Workshop Pengenalan Blog Rohani bekerjasama dengan dosen Teknik Informatika Universitas Atma Jaya Makassar, Penyuluhan Kesehatan Mulut dan Gigi bekerjasama dengan kedokteran gigi Unhas, Workshop Merangkai Daun dan Eco Decoration hingga pada puncak perayaan Misa Syukur Inkulturasi oleh Mgr. DR. John Liku Ada’, Pr. bersama konselebran Pastor Leo   Paliling, Pr. dan Pastor Vius Oktavianus, Pr. dengan nuansa nilai kearifan lokal yang mengangkat budaya Bugis-Makassar. Kegiatan kebersamaan disemarakkan pula dengan Pesta Umat di lapangan seminari menengah (SPC) dimana setiap rukun berkontribusi dalam menyediakan makanan untuk disantap bersama seluruh peserta yang hadir. Tema yang direfleksikan dalam rangkaian perayaan ini adalah “Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.” (Filipi 4:13), sehingga umat boleh belajar untuk bertanggung jawab terhadap apa yang menjadi rencana, harapan, tantangan dan kebersamaan yang   tengah dibangun demi kemuliaan Kerajaan Allah.

Hingga Agustus 2015, keadaan umat Paroki Santo Yakobus yang terdaftar dalam database system paroki berjumlah 5.095 jiwa dengan 1.299 KK.  Data ini diperoleh dari program pendataan umat yang dicanangkan oleh   Keuskupan Agung Makassar (KAMS) pada tahun 2014 lalu. Jumlah kelompok umat yang telah terbentuk terdiri dari 33 rukun yang tergabung dalam 1 stasi dan 5 wilayah. Secara geografis, wilayah Paroki Santo Yakobus Mariso berada pada kecamatan Mariso dan Tamalate di kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan. Lokasi gereja berada bersebelahan dengan Seminari Menengah Santo Petrus Claver (SPC) atau di sebelah barat kota Makassar. Batas lokasi Paroki Mariso berada pada wilayah utara yang berbatasan dengan Kecamatan Ujungpandang, wilayah timur dengan Kecamatan Mamajang, wilayah selatan dengan Kabupaten Gowa dan wilayah barat dengan pesisir pantai laut di sepanjang Selat Makassar. Lokasi Kecamatan Mariso berada pada koordinat 5,15 °LS dan 119,41 °BT yang terdiri dari 9 Kelurahan, yaitu: Bontorannu, Kampung Bupyang, Kunjung Mae, Lette, Mario, Mariso, Mattoangin, Panambungan dan Tamarunang. Lokasi Kecamatan Tamalate berada pada koordinat 5,17 °LS dan 119,43 °BT yang terdiri dari kelurahan Balang Baru, Barombong, Bongaya, Jongaya, Maccini Sombala, Mangasa, Mannuruki, Pa’baeng-Baeng, Parang Tambung, dan Tanjung Merdeka.

Berdasarkan hasil analisis awal pengolahan data pada program pendataan umat pada awal tahun 2015, telah dapat diperoleh berbagai informasi dan potensi umat dalam bentuk buku profil umat paroki. Informasi tersebut seperti keadaan umat, jenis kelamin, hubungan anggota rumah tangga, kelompok usia, golongan darah, status kesehatan, suku bangsa, status ekonomi umat, kegiatan ekonomi umat, status pendidikan umat, pastoral anak, OMK, dewasa, status hidup berkeluarga, usia pernikahan keluarga katolik, kelompok permandian, belum baptis, belum krisma, status gerejawi, dan keterlibatan sosial umat. Seiring dengan berjalannya waktu pendataan umat, beberapa pertanyaan dan    tantangan baru mulai bermunculan di antaranya: pertama “Bagaimana pengurus depas menyikapi hasil pendataan umat yang ada?”, kedua “Program kerja pastoral apa yang sekiranya mungkin dilaksanakan?” dan ketiga “Apakah program pendataan umat ini sungguh berguna bagi perkembangan hidup menggereja umat di masa mendatang baik pada tingkat Paroki maupun Keuskupan pada umumnya?”

Untuk menjawab ketiga pertanyaan tersebut tentunya tidaklah mudah. Beberapa kendala yang dihadapi seperti beberapa pengurus seakan masih belum begitu paham dan mengerti akan manfaat dari program pendataan umat, sehingga program kerja beberapa seksi masih belum sepenuhnya menggunakan database sebagai dasar, arah dan tujuan pencapaian program kerja. Sebagian pengurus masih berjalan dengan menggunakan intuisi dan habit cara sebelumnya. Di sisi lain depas paroki sendiri belum memiliki sekelompok anggota pengurus yang bertugas dan bertanggung jawab secara khusus dalam memikirkan dan mengolah data lebih lanjut untuk diteliti, dianalisis dan dikembangkan sehingga dapat menghasilkan suatu program yang efektif, berguna dan tepat pada sasaran yang pada akhirnya akan mendukung misi dan visi gereja. Untuk menjawab pertanyaan kedua, tentunya perlu dipikirkan lebih mendalam mengenai program kreatif, inovatif dan efektif untuk menghindari kejenuhan kelompok kategorial yang ada dalam berkegiatan. Program kerja pelayanan dengan melibatkan sebanyak mungkin potensi yang ada kiranya akan semakin memantapkan pengurus dalam melangkah dan mencapai tujuan bersama. Beberapa data yang sudah ada seperti pastoral anak, OMK, dewasa tentunya merupakan informasi yang berharga untuk dapat menentukan dan menjalankan berbagai macam program kegiatan. Sebagai contoh, berdasarkan hasil pendataan umat terdapat jumlah OMK 1.454 jiwa namum kenyataannya tidak lebih dari 10% jumlah tersebut yang aktif berkegiatan setiap minggunya di gereja atau seperti dalam doa umat di rukun/wilayah/stasi. Untuk itu perlu kiranya dibentuk suatu wadah kelompok OMK di tingkat rukun (kepengurusan) agar semakin banyak potensi orang muda yang terlibat dan memberi perhatian terhadap hidup menggereja dengan mengingat bahwa OMK adalah salah satu “generesi penerus” gereja, bangsa dan tanah air. Untuk menjawab pertanyaan ketiga terhadap program pendataan umat bagi perkembangan di masa mendatang tentunya perlu upaya meng-update data secara rutin dan berkala. Salah satu informasi yang diperoleh melalui pendataan umat adalah terdapatnya 288 KK yang perlu dibantu, sehingga ini merupakan sebuah tugas pengurus dan kesempatan untuk gereja dapat membantu umat yang berkekurangan sesuai dengan prinsip “option for the poor.” Informasi keadaan mengenai jumlah dan komposisi umat sangatlah penting dan dapat berpengaruh pada penyusunan rencana program kerja depas paroki agar diupayakan lebih terencana, dinamis dan bersinergi.

Melalui berbagai gerakan yang tengah berjalan seperti “Gerakan Ayo Sekolah” yang tahun 2014 diresmikan hingga awal Agustus 2015, pengurus melalui bantuan para penyantun telah menyalurkan dana pendidikan kepada 57 orang (SD, SMP dan SMA/Seminari) yang kurang mampu namun memiliki potensi kemampuan kognitif dan afektif yang baik. Sebuah harapan baru hadir dengan diresmikannya Gerakan “Ayo Menanam” pada 26 Juli 2015 oleh Mgr. John Liku Ada’. Semoga progam ini akan menjadi sebuah gerakan yang semakin lebih nyata dalam membantu kehidupan perekonomian umat mengingat terdapat 192 orang dengan status non-job dan 85 orang belum tahu pada pendataan dalam kegiatan ekonomi umat. Harapan di masa mendatang semoga kesadaran umat akan semakin tumbuh dengan lingkungan hidup yang bersih dan sehat, dalam kehidupan menggereja yang sungguh nyata, relevan, dan kontekstual berdasarkan database umat. *** (Penulis:N. Tri Suswanto Saptadi, Pemerhati, Pengurus, Peneliti dan Pengajar)

Tidak ada komentar: