Selasa, 05 Januari 2016

50 Tahun Paroki Messawa: Pesta Umat, Pesta Kevikepan dan Pesta Masyarakat

Paroki St. Fransiskus Xaverius Messawa
Teguh kokoh beriman
Wujudkan misi suci
Medan yang berat tak mematahkan
Semangat pelayanan
Jiwa besar yang berkobar
Tuk mewartakan Injil
Bangun Paroki Kita,
Fransiskus Xaverius Messawa!

Lirik di atas adalah lirik Mars Paroki Messawa yang diciptakan oleh Cornell Gerrys, Pr.  Pastor Paroki Messawa saat ini. Lagu ini menjadi misi Gereja di Messawa di tengah tantangan medan yang berat, namun masih memiliki semangat yang bernyala-nyala untuk mewartakan Injil ke seluruh pelosok. Pada tanggal 03 Desember 2015 Paroki Messawa merayakan pesta emas (50 tahun). Perayaan ini sudah mulai dirancang dua tahun terakhir ini, tepatnya sejak 2013 dan sangat ditekankan oleh Mgr. Johanes Liku-Ada’, Pr. pada kesempatan Ziarah Bukit Pena’ pada tahun 2014. Bapak Uskup mengajak semua umat khususnya mereka yang ada dalam kevikepan Sulawesi Barat untuk terlibat aktif dalam perayaan 50 tahun Paroki St. Fransiskus Xaverius Messawa. Hal ini terjadi mengingat bahwa Messawa adalah Ibu dari paroki-paroki yang ada di Kevikepan Sulawesi Barat. Tepatnya, Messawa melahirkan Mamasa dan Polewali, Polewali melahirkan Mamuju dan Baras, kemudian Mamuju melahirkan Tobadak.
Pesta 50 tahun paroki Messawa sering kali disebut sebagai pesta umat Messawa semata. Hal ini tentu tidak sepenuhnya benar, sebab pesta 50 tahun merupakan pesta semua orang, baik umat Messawa, umat Kevikepan Sul-Bar dan masyarakat umum. Vikep Sul-Bar Oct. Sam Bureny, Pr pada acara pembukan lomba seni dan olahraga pada bulan Juli 2015 menekankan bahwa pesta 50 tahun Messawa bukan hanya pesta umat Katolik Messawa semata tetapi juga pesta seluruh umat beriman di Sulwesi Barat dan juga pesta masyarakat pada umumnya. Ada dua alasan yang cukup kuat untuk menunjukkan bahwa pesta 50 tahun merupakan pesta semua semua orang.
Pertama, sebagaimana sejarah Gereja Toraja Barat mencatat bahwa misi pewartaan iman Katolik di Sulawesi Barat yang dibawa oleh imam-imam MSC dan CICM dimulai di wilayah paroki Messawa, di era 1928. Misi pewartaan ini diterima baik oleh masyarakat, hal ini nampak dari jumlah baptisan yang terus bertambah dari tahun ke tahun, juga berdirinya bangunan gereja di pelosok-pelosok desa sampai akhirnya berdiri sebagai paroki pada 03 Desember 1965 dengan mengambil nama St. Fransiskus Xaverius sebagai pelindung Paroki. Beberapa tahun berikutnya, paroki ini memekarkan diri menjadi tiga paroki yakni Paroki St. Fransiskus Xaverius Messawa, St. Petrus Mamasa, St. Yosep Polewali. Ditahun-tahun kemudian, paroki St. Yosep Polewali membentuk Paroki baru yakni St. Maria Mamuju dan St. Yusuf Pekerja Baras, dan yang  paling akhir adalah St. Mikael Tobadak yang merupakan pemekaran dari Paroki St. Maria Mamuju. Setelah 50 tahun Paroki ini mampu melahirkan dan 5 paroki berikutnya dan bersiap melahirkan Suppiran sebagai Paroki. Oleh sebab itu sangat beralasanlah kalau paroki St. Fransiskus Xaverius Messawa sering disebut sebagai ibu dari paroki-paroki di Kevikepan Sulewesi Barat. Karena alasan inilah juga maka dapat dikatakan bahwa Pesta 50 tahun Paroki Messawa menjadi pesta seluruh umat Katolik di Kevikepan Sulawesi Barat.
Kedua, kehadiran Gereja di wilayah Messawa, juga tidak pernah dapat dilepaskan dari karya-karya pastoralnya. Karya-karya Pastoral yang dihadirkan Gereja tidak hanya merangkul mereka yang Katolik tetapi masyarakat pada umumnya. Beberapa karya pastoral yang dibawa Gereja mampu menyejahterakan masyarakat pada umumnya misalnya kehadiran sekolah-sekolah misi yang terlibat aktif dalam karya pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa. Sejak tahun 1934, ketika sekolah misi pertama kali lahir di Sepang, hingga akhirnya yang terlahir adalah SMA Katolik Messawa, selalu juga menghadirkan poliklinik di pastoran yang dikelola oleh para misionaris. Sampai saat ini ada dua Sekolah Katolik yakni SMP Katolik Messawa, dan SMA Katolik Messawa. Dari sejumlah sekolah misi yang pernah ada, banyak yang sudah dialihkan ke negeri dan poliklinik yang menjadi cikal bakal pusat kesehatan di beberapa tempat. Dalam bidang Pendidikan, Gereja juga memilik karya pastoral yakni Asrama St. Bernadet untuk asrama Putri dan St. Fransiskus untuk asrama Putra, yang juga tidak hanya mendidik anak-anak Katolik tetapi juga dari golongan lain. Dalam bidang kesejahteraan Masyarakat, Gereja juga pernah memiliki karya pastoral dalam bidang Pertanian yakni Kursus Pertanian Agraris tahun (1971) yang berusaha memberikan   pelatihan-pelatihan pertanian pada masyarakat. Sampai saat ini Gereja juga memiliki Credit Union (CU) yang berusaha membantu masyarakat dalam peningkatan kesejahteraan. Maka kehadiran Gereja di Paroki ini juga mampu membawa banyak manfaat. Hal ini diperkuat lagi dengan diadakannya pelayanan kesehatan, pelatihan pertanian, perkebunan dan peternakan dalam menyongsong Hari Paroki ke 50 yang terbuka untuk masyarakat umum. Hal ini tentu sejalan dengan cita-cita bangsa Indonesia terus menyejahterakan dan mencerdaskan kehidupan seluruh bangsa. Maka sangat beralasan juga bahwa pesta 50 tahun Paroki St. Fransiskus Xaverius Messawa merupakan pesta seluruh masyarakat.
Menyadari dua alasan ini dan berlandas pada kesadaran bahwa pesta 50 tahun St. Fransiskus Xaverius Messawa bukan hanya pesta umat Katolik Di Messawa saja, tetapi Pesta Umat Katolik di Sulawesi Barat dan juga pesta Masyarakat pada umumnya, maka kegiatan-kegiatan yang dirancang panitia untuk memeriahkan perayaan ini juga terbagi dalam tiga bagian yakni, kegiatan interen umat Paroki Messawa, Kegiatan Kevikepan Sulawesi Barat dan kegiatan yang melibatkan Masyarakat pada umumnya.

Pesta Umat Katolik Paroki St. Fransiskus Xaverius Messawa
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam rangka 50 tahun Paroki Messawa, khususnya kegiatan intern umat yakni.
» Pembenahan Bangunan Paroki. Pusat Paroki Messawa, berada di atas sebuah bukit, bekas pekuburan tua dan dikelilingi oleh persawahan. Beberapa bagian bangunan merupakan bekas timbunan.   Dengan struktur tanah yang demikian, memungkinkan adanya potensi longsor dan juga penyerobotan batasan tanah. Oleh sebab itu, salah satu upaya umat adalah menalut bangunan paroki. Selain itu juga menata taman-taman agar menjadi lebih indah dan meninggalkan kesan kumuh.
» Dalam bidang karya pastoral. Wilayah Gerejani Paroki Messawa Begitu luas. Ditinjau dari segi medan pelayanan, paroki ini melayani 53 Stasi dengan jumlah umat 7.767 jiwa. Umat yang begitu banyak itu tersebar di lima Kecamatan yakni Simbuang, Mappak, Sumarorong, Suppiran dan Messawa, yang ada dalam tiga Kabupaten Tana Toraja, Mamasa dan Suppiran, dan dua Provinsi Yakni Sul-Sel dan Sul-Bar. Untuk memajukan dan memaksimalkan karya pelayanan pastoral yang demikian luas ini, salah satu upaya adalah dengan berusaha mengajukan proposal permohonan pemekaran paroki ke Uskup. Hal ini dilakukan untuk lebih memaksimalkan pelayanan dalam bidang peggembalaan umat.
» Pelatihan dan pertemuan kelompok-kelompok kategorial. Dalam rangka ini juga, beberapa kegiatan pelatihan dilaksanakan yakni    pelatihan Pengantar yang diikuti oleh pengantar-pengantar dari berbagai stasi. Pelatihan ini terlaksana berkat kerjasama dengan Komisi Katekese Keuskupan. Pertemuan OMK yang difasilitasi oleh tim Komisi Kepemudaan KAMS, bekerja sama degan komisi PSE KAMS. Pertemuan KIK yang difasilitasi oleh WKRI Cabang Makassar. Pertemuan anggota Legio Mariae yang difasilitasi oleh Legio Mariae dari Makassar. Pelatihan Pembina SEKAMI yang difasilitasi oleh Komisi KKI KAMS. Pelatihan dan Pertemuan kelompok-kelompok Kategorial ini meski hanya dilakukan dalam satu hari tetapi sungguh sangat berkesan bagi peserta.
» Animasi Panggilan. Salah keprihatinan pastoral di Messawa sampai saat ini bahwa dari tahun ketahun minat untuk menjadi Imam, anggota biarawan-biarawati sudah menurun, padahal ditahun-tahun sebelumnya paroki ini senantiasa menyumbangkan putra-putrinya untuk menjadi salah satu anggota tarekat atau masuk dalam seminari. Oleh sebab itu salah satu upaya untuk kembali menumbuhkan benih-benih panggilan dengan mengadakan animasi panggilan untuk putra dan putri. Putra dan putri daerah yang telah menjadi imam dan biarawati menjadi fasilitator dalm kegiatan ini. Promosi panggilan untuk putra difasilitasi oleh Martinus Solon, Pr dan Barto Sire’pen, Pr. Sedangkan untuk Putri difasilitasi oleh Sr. Yosepin Solon, JMJ. Cukup banyak anak-anak muda yang hadir dalam kegiatan ini. Harapannya bahwa kegiatan ini dapat kembali meningkatkan minat anak-anak muda menjadi seorang imam, biarawan atau biarawati.

Pesta Kevikepan Sulbar
Antusiasme dan partisipasi aktif dari   banyak umat di Kevikepan Sul-Bar menjadi bukti nyata bahwa perayaan 50 tahun Messawa menjadi perayaan bersama. Beberapa kegiatan dilakukan dalam skala kevikepan.
» Perayaan lima puluh tahun bukan hanya menjadi buah pikir dari tenaga pastoral yang ada di Messawa saja tetapi menjadi buah pikir dari semua imam di Kevikepan. Beberapa kali rapat kevikepan mengagendakan perayaan 50 tahun Messawa. Maka perayaan ini juga menjadi perayaan kevikepan.
» Untuk memeriahkan perayaan 50 tahun Paroki Messawa, beberapa kegiatan yang dilaksanakan diikuti hampir semua paroki di Kevikepan. Pada bulan Juli diadakan perlombaan Seni dan Olahraga dari kelompok-kelompok ketegorial. Untuk kelompok kategorial SEKAMI diadakan perlombaan gerak dan lagu, ski  darat, lari kelereng. Kelompok kategorial OMK, diadakan perlombaan Vokal Grup. Kelompok kategorial KIK diadakan Lomba Memasak. Sedangkan untuk kategori umum diadakan perlombaan Sepak Bola, Bola Volley, Sepak Takraw dan Koor. Paroki St, Mikael Tobak yang berjarak 500 KM dari Messawa pun, mau berpartisipasi menunjukkan bahwa perayaaan ini sungguh merupakan perayaan Kevikepan Sulawesi Barat.
» Parayaan Puncak 03 Desember, dihadiri oleh banyak umat dari paroki-paroki di Kevikepan Sulawesi Barat. Dalam perayaan puncak, Paroki-Paroki di Kevikepan Sulawesi Barat hadir dan menunjukan keikutsertaan mereka dalam perayaan ini dengan cara berpartisipasi dalam pentas budaya. Paroki St. Petrus Mamasa tampil dengan Tarian Bulu Londongnya, tarian khas Mamasa, Paroki St. Yosep Polewali tampil dengan tarian Kipas yang bernuansa Mandarin, Paroki St, Maria Mamuju Tampil dengan Tarian khas Mandar dan Paroki St. Mikael Tobadak tampil dengan Tarian Khas Flores. Kehadiran dan partisipasi paroki-paroki dalam perayaan ini menunjukkan perayaan ini sebagai pesta bersama.

Pesta Masyarakat
Perayaan 50 tahun Paroki Messawa, juga dapat dipahami sebagai pesta bersama masyarakat setempat. Sebagaimana dijelaskan di atas, bahwa kahadiran Gereja di tengah-tengah masyarakat tidak pernah dapat dilepaskan dari karya pastoralnya yang juga menyapa masyarakat pada umumnya. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka perayaan ini juga memperhitungkan dan melibatkan banyak masyarakat.
» Dalam rangka mempersiapkan perayaan pesta 50 tahun Messawa, beberapa tokoh masyarakat di Messawa, terlibat aktif. Beberapa kali rapat panitia, turut hadir Pak Camat, Pak Lurah, Beberapa tokoh masyarakat yang juga menyumbangkan pikirannya dalam perencanaan perayaan. Dalam pelaksanaan perayaanpun beberapa instansi pemerintah seperti Puskesmas Kecamatan, Dinas Pertanian Kecamatan juga terlibat aktif dalam beberapa kegiatan. Fasililitas berupa tenda untuk tempat perayaan juga banyak disumbangkan dari pemerintah setempat. Penginapan tempat pesarta dari berbagai paroki dan stasi disediakan oleh masyarakat setempat. Juga keikutsertaan ibu-ibu Muslim yang mau berjerih paya memasak makanan untuk umat musim dan tamu-tamu undangan. Juga dalam pembuatan tenda-tenda, tempat pelaksanaan acara juga dibantu oleh beberapa pemuda yang bukan hanya dari  kalangan umat Katolik saja. Partisipasi aktif banyak orang yang tidak hanya dari kalangan Katolik dapat menjadi bukti bahwa perayaan menjadi perayaan bersama.
» Beberapa kegiatan dalam rangka       memperingati 50 tahun paroki Messawa dirancang untuk kepantingan masyarakat banyak. Ada dua kegiatan yang diadakan untuk masyarakat umum. Pertama adalah bakti sosial berupa pengobatan gratis. Dalam rangka perayaan 50 tahun diadakan dua kali pengobatan gratis, yakni pada bulan Agustus tahun 2015 bekerja sama dengan Tim Dokter dan Mahasiswa Katolik Universitas Hasanuddin dan juga Puskesmas Kecamatan mengadakan pengobatan gratis yang diikuti oleh     banyak orang. Bakti sosial yang kedua dilaksanakan pada bulan November 2015 bekerjasama dengan tim Dokter St. Lukas Kevikepan Toraja dan Puskesmas Kecamatan yang juga diikuti oleh banyak orang. Kedua adalah pelatihan Pertanian Terpadu.      Pelatihan ini difasilitasi oleh Tim Pertanian dari Toraja yang diikuti oleh banyak penyuluh pertanian dan masyarakat setempat. Dua kegiatan ini menunjukkan bahwa masyarakat pada umumnya juga ikut merayakan 50 tahun Paroki Messawa.
» Puncak perayaan 03 November diikuti oleh banyak masyarakat. Kehadiran masyarakat yang bergitu melimpah juga menunjukkan bahwa perayaan ini juga merupakan perayaan bersama masyarakat.

Menunjuk pada tiga kegiatan di atas maka tidak salahlah kalau kami menyebut pesta emas 50 tahun Paroki St. Fransiskus Xaverius Messawa sebagai Pesta Umat Katolik Messawa, Pesta Umat Katolik Kevikepan dan Pesta Masyarakat pada Umumnya di Messawa.
Semoga apa yang telah dibuat dalam karya-karya pastoral senantiasa berkembang untuk menghadirkan Kerajaan Allah di bumi Kondo Sapata Wai Sapalelean pada umumnya dan di Tondok Talinga Rara’ Mata Bulawan pada khususnya. *** Penulis: Pastor Anthon Michael, Pr.

Tidak ada komentar: